<p>Nasabah berdiri di dekat logo MTF kantor Mandiri Tunas Finance (MTF) Costumer Executive Lounge, Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020.  PT Mandiri Tunas Finance (MTF) mengoptimalkan kerjasama dengan para pelaku e-commerce untuk mengembangkan jaringan bisnis sekaligus memperbaiki proses kinerja digital. Sejauh ini, MTF telah bekerja sama dengan 12 e-commerce yang ada di Indonesia. Perusahaan yakin, penyaluran melalui e-commerce memiliki prospek cerah dan diharapkan bisa menggenjot pembiayaan. Dalam laporan keuangan per Juni 2020 yang dirilis akhir pekan lalu, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) melaporkan pendapatan sebesar Rp1,47 triliun per 30 Juni 2020, yang terdiri dari pembiayaan konsumen (68,96%), sewa pembiayaan (13,98%), dan lain-lain (17,06%). Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Cari Modal Kerja, Mandiri Tunas Finance Segera Rilis Obligasi Rp1,23 Triliun

  • PT Mandiri Tunas Finance Tbk (TUFI) akan menawarkan Obligasi Berkelanjutan V Mandiri Tunas Finance Tahap III Tahun 2022 senilai total Rp1,23 triliun pada 16 Februari mendatang. Hasil dari penawaran umum obligasi yang terdiri dari dua seri ini rencananya akan digunakan untuk modal kerja untuk pembiayaan kendaraan bermotor perseroan.

Korporasi

Yosi Winosa

JAKARTA -PT Mandiri Tunas Finance (TUFI) akan menawarkan Obligasi Berkelanjutan V Mandiri Tunas Finance Tahap III Tahun 2022 senilai total Rp1,23 triliun pada 16 Februari mendatang. Hasil dari penawaran umum obligasi yang terdiri dari dua seri ini rencananya akan digunakan untuk modal kerja untuk pembiayaan kendaraan bermotor perseroan.

Dalam keterbukaan informasi BEI 3 Februari, Corporate Secretary & Legal Business Division Head Perseroan, Arif Reza Fahlepi menyatakan pemesanan pembelian obligasi harus dilakukan dalam jumlah sekurang-kurangnya sebesar satu satuan perdagangan sebesar Rp5 juta atau kelipatannya. 

“Untuk memenuhi ketentuan Peraturan OJK Nomor 7/POJK.04/2017 dan Peraturan OJK Nomor 49/POJK.04/2020, Perseroan telah melakukan pemeringkatan yang dilaksanakan oleh PT Pemeringkat Indonesia (Pefindo), yakni peringkat idAA+,” kata dia seperti dikutip, Sabtu, 5 Februari 2022.

Obligasi ini terdiri dari dua seri.  Seri A yang ditawarkan adalah Rp851,440 miliar dengan tingkat bunga tetap Obligasi sebesar 5,90%  per tahun. Jangka waktu Obligasi Seri A adalah 3 (tiga) tahun atau 23 Februari 2025. Pembayaran Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pokok Obligasi Seri A pada saat jatuh tempo Obligasi Seri A. 

Sementara seri B yang ditawarkan adalah Rp376,615 miliar dengan tingkat bunga tetap Obligasi sebesar 6,75% (enam koma tujuh lima persen) per tahun. Jangka waktu Obligasi Seri B adalah 5 (lima) tahun atau 23 Februari 2027.  Sama dengan seri A, pembayaran Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pokok Obligasi Seri B pada saat jatuh tempo Obligasi Seri B. 

Bunga kedua seri obligasi ini akan dibayarkan setiap triwulanan (3 bulan). 

Terkait rencan aemisi obligasi ini, perseroan yakin prospek industri pembiayaan kendaraan bermotor masih cerah. Penjualan mobil baru secara retail pada periode Januari hingga Desember 2021 berjumlah 863.359 unit, meningkat 49,2 persen (284.597 unit) dari penjualan pada periode yang sama tahun 2020 yaitu 578.763 unit. 

Gaikindo menyatakan bahwa rebound pasar otomotif pada 2021 tidak lepas dari hadirnya kebijakan relaksasi Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah itu dinilai sukses memulihkan kondisi pasar di tengah pandemi COVID-19. 

Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo memproyeksikan penjualan mobil baru sebanyak 900 ribu unit pada 2022. Gaikindo memperkirakan pada tahun 2022 pasar otomotif di Tanah Air akan mendekati normal, setelah sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19 pada 2020 dan mulai perlahan bangkit pada tahun lalu. 

“Optimisme peningkatan industri otomotif tentu sangat berpengaruh pada peningkatan penyaluran pembiayaan multifinance yang mayoritas didominasi oleh pembiayaan kendaraan bermotor,” tambah Arif.