Catat Kinerja Positif, Dian Swastatika (DSSA) Kembali Bangun Anak Usaha Baru
- Emiten energi dan inftastruktur milik Grup Sinarmas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melaui PT DSST Mas Gemilang dan PT Sinarmas Sukses Sejahtera mendirikan anak usaha baru bernama PT Dian Semesta Investasi (DSI).
Korporasi
JAKARTA – Emiten energi dan inftastruktur milik Grup Sinarmas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melaui PT DSST Mas Gemilang dan PT Sinarmas Sukses Sejahtera mendirikan anak usaha baru bernama PT Dian Semesta Investasi (DSI).
Sekretaris Perusahaan Dian Swastatika Sentosa, Susan Chandra mengatakan bahwa aksi korporasi tersebut dilaksanakan pada Selasa, 22 Maret 2022. DSI sendiri memiliki kegiatan usaha di antaranya melakukan aktivitas perusahaan holding, dengan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp250 juta.
“Pendirian DSI saat ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap kondisi keuangan perseroan,” ujarnya melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 23 Maret 2022.
- Gelar RUPSLB, KB Bukopin Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris
- Dampak Rusia-Ukraina, Harga Komoditas Masih Fluktuatif
- 5 Aset Kripto yang Diprediksi Bullish pada Minggu Keempat Maret 2022
Sepanjang tahun 2021, perseroan berhasil mencatatkan kinerja positif. Setelah sempat mengalami kerugian pada tahun 2020, perseroan berhasil berbalik untung pada tahun lalu, sejalan dengan pertumbuhan pendapatan.
Berdasarkan laporan keuangannnya, pendapatan usaha DSSA per per 31 Desember 2021 sebesar US$2,16 miliar atau setara dengan Rp30,93 triliun (kurs Rp14.285 per dolar AS). Angka tersebut melesat 43,63% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya, US$1,51 miliar atau sekitar Rp21,53 triliun.
Sejalan dengan peningkatan pendapatan, beban pokok penjualan perseroan ikut meningkat 28,94% yoy dari US$979,32 juta menjadi US$1,26 miliar pada tahun 2021. Jumlah beban usaha ikut membuncit secara tahunan menjadi US$404,98 juta dari US$354,28 juta.
Perolehan ini membuat perseroan mencatatkan laba tahun berjalan yang teratribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$144,28 juta atau Rp1,72 triliun pada akhir tahun 2021. Padahal, di tahun sebelumnya perseroan masih mengalami kerugian sebanyak US$111,32 juta atau Rp1,59 triliun.
Melansir data RTI, saham DSSA ditutup stagnan pada level harga Rp44.000 per lembar pada akhir perdagangan Rabu, 23 Maret 2022. Saat bersamaan, kapitalisasi pasar perseroan berada pada posisi Rp33,90 triliun.