Catat Sejarah! Break Bulking pada FSRU Pertama di Dunia Dilakukan di FSRU Jawa Satu
- PT Jawa Satu Regas (JSR) bersama para stakeholder berhasil mencatatkan sejarah di industri kemaritiman ditandai dengan berhasilnya dilakukan proses break bulking pertama kali pada sebuah FSRU (Floating Storage & Regasification Unit) di FSRU Jawa Satu.
Nasional
JAKARTA - PT Jawa Satu Regas (JSR) bersama para stakeholder berhasil mencatatkan sejarah di industri kemaritiman ditandai dengan berhasilnya dilakukan proses break bulking pertama kali pada sebuah FSRU (Floating Storage & Regasification Unit) di FSRU Jawa Satu.
Pencapaian yang dilakukan oleh JSR tak terlepas dari peran serta para stakeholder yang juga berperan penting dalam proses break bulking yang dilakukan, salah satunya yakni PT GTS Internasional Tbk (GTSI) selaku pengelola FSRU yang terletak di Cilamaya, Jawa Barat itu.
“Break bulking pertama FSRU terjadi di FSRU Jawa Satu. Sampai saat ini, kami sudah melakukan break bulking sebanyak enam kali yang mana semuanya berjalan dengan baik,” kata Direktur Utama JSR Indra Trigha dalam podcast di youtube Lighthouse Seafarer Network.
Sebagaimana diketahui, break bulking merupakan proses perpindahan muatan kargo dalam hal ini yang dilakukan oleh JSR adalah muatan gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG) dari FSRU Jawa Satu milik JSR ke kapal pengangkut LNG kecil untuk didistribusikan.
- Setelah Agnez Mo, Giliran Menteri Nadiem Apresiasi Siswa SMPN 1 Ciawi Jago Dansa
- Taipan Inggris Sir Jim Ratcliffe Mau Akuisisi Manchester United, Berapa Nilainya?
- KF-21 Boramae Sukses Tembus Kecepatan Supersonik
Pada umumnya, kegiatan break bulking dengan muatan LNG dilakukan dari sebuah terminal LNG yang terdapat di daratan, bukan di laut lepas seperti yang dilakukan pada sebuah FSRU yang merupakan fasilitas penyimpanan serta layanan regasifikasi LNG terapung.
Berhasilnya proses break bulking di sebuah FSRU oleh JSR bersama para stakeholder menjadi tanda bahwa sumber daya manusia (SDM) Tanah Air di bidang kemaritiman terbukti andal dan tidak kalah hebat dengan awak kapal berkebangsaan asing lainnya.
Lebih lanjut, dalam kesempatan itu Indra menyebutkan beberapa hal yang menjadi tantangan dalam melakukan proses break bulking dari sebuah kapal pengangkut LNG ke sebuah FSRU.
“Yang paling berat adalah menyatukan media yang akan kita deliver -160 derajat itu ke media yang awalnya bertemperatur biasa lalu kita kaji dan sesuaikan. Belum lagi kondisi alam seperti gelombang laut tinggi yang berada di laut jawa hingga enam meter,” tutur Indra.
Sebagai informasi, JSR merupakan perusahaan konsorsium yang terdiri atas PT Pertamina Power Indonesia (PPI), Marubeni Corporation, Sojitz Corporation, Mitsui O.S.K. Lines serta perusahaan induk GTSI yakni PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS).