JD Vance, Calon Wakil Presiden Donald Trump
Dunia

Cawapres JD Vance Dinilai Ternyata Jadi Beban Politik Trump

  • Langkah Trump memilih Vance tampaknya tersandung banyak tantangan. Jajak pendapat terbaru menunjukkan Vance sulit menarik dukungan yang signifikan dari pemilih.

Dunia

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Donald Trump telah mengumumkan Senator asal negara bagian Ohio, JD Vance, akan mendampinginya sebagai calon wakil presiden pada ajang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2024. Keputusan ini tampaknya mempertegas strategi Trump untuk fokus pada basis pemilih utamanya, MAGA (Make America Great Again) daripada mencoba memperluas jangkauan pemilih ke kelompok yang lebih luas.

Langkah Trump memilih Vance tampaknya tersandung banyak tantangan. Jajak pendapat terbaru menunjukkan Vance sulit menarik dukungan yang signifikan dari pemilih. 

Penilaian negatif terhadap Vance tercermin dalam survei oleh CNN, NPR-PBS-Marist College, Reuters-Ipsos, Quinnipiac University, dan Economist-YouGov, yanag kesemuanya mengungkap Vance kurang disukai bila dibandingkan dengan kandidat lainnya, terutama dari kalangan independen.

Berita heboh upaya pembunuhan terhadap Trump dan spekulasi masa depan Presiden Biden setelah lengser turut mempengaruhi bagaimana Vance diterima oleh publik AS.

Bila dibandingkan dengan calon wakil presiden dipemilihan yang lalu, Vance diklaim menghadapi tantangan yang lebih besar dalam tiap kampanye. Calon-calon seperti Tim Kaine dan Kamala Harris juga mengalami penilaian negatif pada awalnya, namun mampu memperbaiki citra mereka seiring berjalannya waktu, namun bila dibandingkan dengan Kamala Harris, Vance dinilai lebih tidak populer

Tak Ikut Sambut PM Israel

JD Vance juga dilaporkan tak hadiri sidang gabungan Kongres pada hari Rabu (24/7) di mana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan pidato. Juru bicara tim kampanye Vance menyatakan bahwa absennya cawapres itu disebabkan oleh "tugas yang harus dipenuhi" selama masa kampanye.

Namun, alasan tersebut tidak diterima baik oleh beberapa pihak, termasuk mantan Duta Besar PBB Nikki Haley. Haley, yang baru-baru ini mendukung Donald Trump di Konvensi Nasional Partai Republik, mengkritik absennya Vance dengan menyatakan, 

"Harusnya JD Vance berada di sana, kita perlu menunjukkan front persatuan dalam hal Israel," terang Haley dilansir Whasington Post. 

Serang  Joe Biden dan Kamala Harris

JD Vance juga memberikan pernyataan tajam mengenai kepemimpinan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris. Dalam sebuah acara di Virginia, Vance mengkritik keras kepemimpinan Biden.

“Sejarah akan mengingat Joe Biden bukan hanya sebagai seorang yang mudah menyerah, seperti yang telah kita saksikan, tetapi juga sebagai salah satu presiden terburuk dalam sejarah Amerika Serikat.” terang Vance dilansir APNews.

Lebih lanjut, Vance menekankan Wakil Presiden Kamala Harris tidak hanya gagal memenuhi harapan, tetapi juga memperburuk situasi Amerika Serikat. Vance menegaskan Harris telah gagal memenuhi standar kepemimpinan yang diharapkan dan menuduhnya tidak jujur mengenai kemampuannya untuk menjalankan tugas sebagai presiden jika diperlukan. 

 “Kamala Harris jauh lebih buruk dan semua orang tahu itu. Dia ikut menanggung setiap kegagalan Joe Biden, dan dia berbohong tentang kapasitas mentalnya untuk menjabat sebagai presiden.”