Cegah Masuknya Sampah ke Laut, Pemkab Banyuwangi Sebar Jaring Penghalang di Sejumlah Sungai
Nasional & Dunia

Cegah Masuknya Sampah ke Laut, Pemkab Banyuwangi Sebar Jaring Penghalang di Sejumlah Sungai

  • Kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan organisasi non-pemerintah Sungai Watch terus berlanjut dalam usaha menangani persoalan sampah. Saat ini, sudah dipasang 23 alat penahan di berbagai sungai di Banyuwangi guna mencegah sampah masuk ke laut.

Nasional & Dunia

Justina Nur Landhiani

JAKARTA - Kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan organisasi non-pemerintah Sungai Watch terus berlanjut dalam usaha menangani persoalan sampah. Saat ini, sudah dipasang 23 alat penahan di berbagai sungai di Banyuwangi guna mencegah sampah masuk ke laut.

Sungai Watch telah menjalankan aksi pembersihan sampah di berbagai aliran sungai di Banyuwangi, termasuk sungai di wilayah Kecamatan Srono, Genteng, dan Pesanggaran. Tidak hanya membersihkan sungai, mereka juga memasang jaring di sungai untuk menghalangi sampah agar tidak mencapai laut.

Sebelum ini, founder Sungai Watch Gary Bencheghib bertemu dengan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani dalam acara penandatanganan perjanjian kerjasama penanganan sampah saat acara Bupati ngantor di Desa Kluncing pada 10 Agustus 2023 lalu. Di desa Kluncing tersebut Ipuk juga turut menunjukkan kepada Gary, sebuah kolam ikan yang sangat jernih meski berada di tengah kawasan penduduk. Kolam ikan ini terbentang sepanjang 1 Km lebih yang mengalir di depan rumah warga.

Gary Bencheghib juga menjelaskan bahwa mereka telah melakukan pemasangan 23 jaring penghalang di sejumlah sungai di Banyuwangi. Rencananya dalam bulan ini akan dipasang 30 jaring penghalangan lagi di sejumlah titik sungai.

Itu artinya pada bulan Agustus 2023 akan ada total 53 jaring penghalang yang sudah terpasang. Untuk Banyuwangi sendiri di tahun 2023 ditargetkan akan ada 100 jari yang bisa dipasang.

Ada dampak positif yang diperoleh setelah pemasangan jaring sampah ini. Menurut Manajer Sungai Watch Banyuwangi, Suhardiyanto, dari 23 titik sungai yang telah dipasang jaring, setiap hari sampah yang terkumpul bisa mencapai 1 ton, dengan rata-rata sampah di setiap titik sebanyak 600 kg. 

“Di satu titik saja ratusan kilogram sampahnya, bahkan untuk di titik yang dekat area padat penduduk seperti di area Pantai Boom sehari bisa mencapai dua kuintal sampah,” ujar Suhardiyanto.

Selanjutnya sampah-sampah tersebut diangkut oleh tim Sungai Watch setiap hari ke gudang pengolahan di Kecamatan Bangorejo. Di gudang tersebut sampah akan dipilah dan dicuci agar bisa diolah lebih lanjut.

Meski begitu, pengolahan sampah di Banyuwangi oleh Sungai Watch ini masih terbatas termasuk soal peralatannya. Sebagian sampah ada yang dikirim ke Bali untuk diproses lebih lanjut dengan peralatan yang ada di sana. Oleh karena itu, gary menambahkan bahwa kedepannya, gudang di Banyuwangi akan dilengkapi peralatan yang lebih lengkap. 

Jika sudah tercapai target pemasangan titik-titik trash barrier yang terpasang, maka alat pemrosesan sampah akan dilengkapi. Hal ini karena untuk mengoperasikan alat-alat tersebut butuh bahan baku sampah yang cukup banyak agar prosesnya bisa berkelanjutan setiap hari.