Cegah Risiko Bisnis Perusahaan, Ini yang Dilakukan Askrindo
- JAKARTA - PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) menerapkan Business Continuity Management System (BCMS) dalam mengelola risiko dan upaya menjaga sustainabilit
Industri
JAKARTA - PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) menerapkan Business Continuity Management System (BCMS) dalam mengelola risiko dan upaya menjaga sustainabilitas bisnis perusahaan. Tentunya, dengan penerapan BCMS ini akan memperkuat dan mempersiapkan perusahaan dalam menghadapi disrupsi dan tetap bertahan pasca disrupsi terjadi.
Direktur Kepatuhan Kun Wahyu Wardana, SDM dan Manajemen Risiko Askrindo mengatakan manfaat dari BCMS dapat dirasakan oleh para perusahaan untuk meningkatkan ketahanan perusahaan, melindungi aset perusahaan, meningkatkan reputasi perusahaan, meningkatkan kepastian pencapaian sasaran perusahaan dan yang tidak kalah pentingnya membudayakan peningkatan berkelanjutan pada perusahaan.
"Bencana yang sempat terjadi beberapa waktu lalu seperti letusan gunung Semeru, gempa bumi atau banjir bandang sekali lagi menjadi warning akan potensi dari bencana yang berdampak pada operasional perusahaan.
Oleh karena itu penerapan BCMS ini diharapkan dapat meningkatkan risiliensi Askrindo terhadap bencana yang tidak hanya disebabkan oleh kejadian alam," ucap Kun Wahyu Wardana, dalam keterangan resmi yang diterima Trenasia.com, Kamis, 30 Desember 2021.
- Jalur Distribusi Batu Bara Bersengketa, Baramulti Suksessarana (BSSR) Pilih Jalur Alternatif Pihak Ketiga
- Jelang Natal, Kendaraan Kabur dari Jabodetabek Lewat Tol Membeludak
- Beda dengan Bill Gates dan Mark Zuckerberg, Elon Musk Justru Tak Tertarik dengan Metaverse
Dari melakukan penerapan BCMS tersebut, Askrindo mendapatkan sertifikasi ISO 22301:2012, dan di tahun 2021 PT Askrindo berhasil melalui proses transisi ke versi terbaru yakni ISO 22301:2019 dengan hasil yang sangat baik.
"Hasil ini membuat PT Askrindo dapat memperpanjang sertifikasi ISO 22301 ke versi 2019 di tahun 2022. Keberhasilan ini tidak lepas dari komitmen, dukungan, kerjasama, dan koordinasi dari seluruh pihak terkait, mulai dari manajemen puncak hingga seluruh unit kerja perusahaan,” kata Kun.