MABAR dan CAW Lab UI
Nasional

CEO MABAR: Main Game Latih Fungsi Kognitif & Psikologis pada Anak Muda

  • Kekhawatiran bermain gim membuat prestasi menurun ditepis oleh MABAR.com dan tim riset dari Laboratorium Cognition, Affect, and Well-Being (CAW Lab) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI)
Nasional
Feby Dwi Andrian

Feby Dwi Andrian

Author

JAKARTA - Kekhawatiran bermain gim membuat prestasi menurun ditepis oleh MABAR.com dan tim riset dari Laboratorium Cognition, Affect, and Well-Being (CAW Lab) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI).

Menurut CEO dan Co-Founder MABAR.com Aziz Hasibuan, MABAR dibentuk karena ia ingin mengubah persepsi bermain gim dari yang awalnya rekreasi menjadi sesuatu yang kompetitif.

"Kita ingin para pemain (gamers) bisa mencapai mimpi-mimpinya melalui apa yang mereka suka yaitu gaming," ujar Aziz di Jakarta, Kamis, 1 September 2022.

Aziz mengaku setelah bertemu dengan rekan-rekan dari CAW Fakultas Psikologi UI, ia sadar bahwa e-sports erat kaitannya dengan student athlete serta hubungannya dengan kognitif dan psikologi.

Ia menambahkan bahwa diadakannya riset ini adalah berawal dari dilema bahwa pelajar memiliki minat yang sangat tinggi terhadap gaming, namun justru sebaliknya.

"MABAR ini baru dibentuk di April 2022 dan sampai Agustus 2022 sudah ada lebih 10.000 murid, 1.000 tim, hingga 800 sekolah yang bermain gim. Melihat angka tersebut, kita tahu bahwa angka tersebut harus diberi wadah bermain," ucap Aziz.

Menurut survei internal yang dilakukan sebelumya, tim MABAR menemukan bahwa orang tua dan guru masih khawatir e-sports akan mengganggu proses belajar anak.

Tapi di sisi lain, riset menunjukkan bahwa gaming dan pelatihan e-sports dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan fungsi psikologis.

Fungsi kognitif berkaitan dengan performa dalam tugas spasial, atensi, working memory, inhibisi hingga kontrol respon.

Sedangkan fungsi psikologis berhubungan dengan resiliensi, grit, pola kepribadian, regulasi emosi dan kontrol diri.

Aziz juga menambahkan bahwa yang membedakan esports sebagai competitive gaming serta bermain game (casual gaming) adalah terletak di tujuan akhirnya.

"Bila di esports, ada rasa untuk kompetitif, terstruktur hingga kerja sama. Beda dengan casual gaming yang lebih kepada rekreasi, kesenangan pribadi dan bersifat individu," kata Aziz.