<p>Kantor Siguragura Inalum. / Perseroan</p>
Korporasi

CEO MIND ID Pisahkan Inalum Operating Sebelum IPO

  • Direktur Utama Grup Mining and Industry Indonesia (MIND ID) Orias Petruk Moedak mengaku tengah mempersiapkan urusan terkait pemisahan Inalum Operating dari induk perusahaan.

Korporasi
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Direktur Utama Grup Mining and Industry Indonesia (MIND ID) Orias Petruk Moedak mengaku tengah mempersiapkan urusan terkait pemisahan Inalum Operating dari induk perusahaan.

Hal ini berhubungan dengan rencana Initial Public Offering (IPO) perusahaan yang menjadi salah satu pipeline Badan Usaha Milik Negra (BUMN). Targetnya, pemisahaan tersebut selesai tahun ini, sedangkan IPO Inalum Operating dapat direalisasikan 2022.

“Inalum Operating akan berdiri sendiri, MIND ID berdiri sendiri. Nanti kalau sudah pisah, kami siapkan Inalum Operating untuk IPO,” katanya dalam sebuah konferensi daring, pekan lalu.

Orias mengaku, pihaknya perlu mengatur strategi pengembangan ke depan setelah perusahaan yang digawanginya go public. Menurutnya, perkembangan pasar akan menjadi penentu utama.

Meskipun demikian, ia mengungkapkan rencana IPO bukan menjadi keharusan. “Kalau (pasar) tidak menarik, kami tetap menjadi perusahaan yang mempunyai rencana besar,” ujarnya.

Adapun tahun ini, anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dialokasikan MIND ID mencapai Rp29 triliun. Rinciannya, Rp27 triliun untuk menggarap sejumlah proyek strategis, baik di induk maupun anak perusahaan. Sementara Rp2 triliun sisanya dialokasikan untuk investasi rutin.

Sebagai informasi, selain Inalum Operating, sebelumnya Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury meyebut ada 14 BUMN dan anak usaha yang bakal melantai di bursa saham hingga 2023.

Adapun dua IPO jumbo yang akan dilaksanakan tahun ini, yakni anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel, dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Namun, sebelum IPO, khusus untuk PGE nantinya akan ada penggabungan aset dengan perusahaan geothermal lainnya, yakni PT PLN Gas dan Geothermal, serta PT Geo Dipa Energy (Persero).

“Kami perlu memastikan kesiapan dari sisi keuangan dan aset. Jangan sampai IPO saja, jadi apa nilai tambah untuk perkembangan ke depannya,” ujarnya di Jakarta, beberapa waktu lalu. (RCS)