CEO Nvidia Heran, Huawei Masih Bisa Berinovasi di Tengah Sanksi AS
- Diketahui Huawei telah dibatasi oleh sanksi perdagangan AS selama empat tahun terakhir, termasuk larangan akses terhadap teknologi 5G, namun perusahaan China ini terus menunjukkan ketangguhan dan kekebalan dalam menghadapi sanksi tersebut dengan terus melakukan inovasi .
Tekno
JAKARTA - Nvidia , raksasa teknologi Amerika yang terkenal dengan produk grafis dan AI-nya, mengidentifikasi Huawei sebagai pesaing utama dalam beberapa sektor kunci, terutama dalam produksi prosesor AI . Laporan tahunan Nvidia menunjukkan bahwa Huawei menjadi pesaing signifikan di empat kategori utama bisnisnya .
Meskipun Nvidia memiliki pesaing kuat lainnya seperti AMD, Amazon, Microsoft, dan Broadcom, Huawei dianggap sebagai pesaing paling tangguh , terutama dalam hal produksi chip AI .
Diketahui Huawei telah dibatasi oleh sanksi perdagangan AS selama empat tahun terakhir, termasuk larangan akses terhadap teknologi 5G, namun perusahaan China ini terus menunjukkan ketangguhan dan kekebalan dalam menghadapi sanksi tersebut dengan terus melakukan inovasi .
Salah satu prestasi terbaru Huawei adalah peluncuran ponsel terbarunya, Mate 60 Pro, yang ditenagai oleh chip canggih buatan perusahaan itu sendiri.
Hal ini menimbulkan pertanyaan seputar bagaimana Huawei berhasil mencapai inovasi tersebut di tengah kendala perdagangan dan teknologi antara Amerika Serikat dan China.
- Bukaka Teknik Dirikan Cucu Usaha di Timur Tengah
- Mengenal BBM Euro 4 dan 5 yang Disebut Luhut Bisa Pangkas Subsidi BBM
- AS Jatuhkan Sanksi ke 500 Target di Rusia
Dilansir dari CNN Internasional, Jumat, 23 Februari 2024, CEO Nvidia, Jensen Huang, memberikan apresiasi terhadap kemampuan Huawei dalam mengatasi pembatasan perdagangan dan tetap dapt bersaing di pasar global.
"Huawei telah menjadi pesaing tangguh, terutama dalam produksi chip AI. Mereka terus menghadirkan inovasi meskipun kendala yang dihadapi," ungkap Jensen
Jensen tidak habis pikir, bagaimana Huawei dapat mengelola pembatasan perdagangan yang diberlakukan oleh pihak Amerika Serikat.
Meskipun terkendala dalam akses teknologi 5G, Huawei mampu mempertahankan posisinya sebagai pemain kunci dalam industri teknologi. Keberhasilan ini menunjukkan ketangguhan perusahaan tersebut dalam menghadapi tantangan dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis.
Sejumlah pertanyaan muncul terkait bagaimana Huawei dapat terus menghasilkan inovasi tanpa mengandalkan teknologi terkini dari Amerika Serikat.
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ini telah meningkatkan fokusnya pada pengembangan teknologi in-house, termasuk pembuatan chip sendiri. Hal ini menunjukkan upaya Huawei untuk mandiri dan mengurangi ketergantungannya pada teknologi dari luar negeri.
Pakar teknologi terus memperhatikan langkah-langkah Huawei, mempertanyakan apa yang mungkin dihasilkan oleh perusahaan ini di masa depan.
Apakah Huawei akan terus berkembang menjadi pemimpin dalam industri chip AI, atau apakah kendala perdagangan akan memperlambat kemajuannya? Ini menjadi pertanyaan menarik yang akan terus diikuti oleh para pelaku industri dan pengamat pasar.