CEO Shopee Targetkan Perusahaan Berdikari Setahun Setelah Lakukan Pemecatan Massal
- Pemilik e-commerce Shopee Forrest Li menulis sebuah pernyataan dalam sebuah memo tentang langkah PHK massal.
Industri
JAKARTA - Pemilik e-commerce Shopee Forrest Li menulis sebuah pernyataan dalam sebuah memo terkait langkah Shopee memecat 3% karyawannya di Asia Tenggara.
Dalam memo yang beredar tersebut, Li menyebut tujuan perusahaan adalah bisa berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) dalam waktu 12 hingga 18 bulan ke depan. Karenanya, peusahaan membatasi sejumlah anggaran.
"12-18 bulan ke depan sangat penting untuk kesehatan jangka panjang dan umur panjang perusahaan kami. Mari kita lakukan apa yang perlu kita lakukan untuk melewati ini bersama-sama," ujar Li seperti dikutip TrenAsia.com dari Insider Selasa, 20 September 2022.
- Pembangunan IKN Dipercepat, Membuat Sektor Properti di Samarinda Akan Lebih Bernilai
- Ramalkan Kehancuran Pasar, Robert Kiyosaki: Saatnya Beralih ke Kripto
- Harga BBM BP AKR Turun, Berikut Daftar Harganya
Adapun anggaran yang dibatasi meliputi pengeluaran karyawan, pembatasan penerbangan ke tingkat kelas ekonomi, dan menangguhkan kompensasi untuk para eksekutif.
Li juga menuliskan saat ini merupakan periode yang bergejolak bagi bisnisnya. Belum lagi perang Eropa, lonjakan inflasi, dan perlambatan ekonomi menjadi tambahan pukulan bagi kestabilan bisnis Shopee.
"Seperti yang Anda ketahui, ini adalah periode yang bergejolak bagi industri kita. Ketika negara-negara dibuka kembali, kita kehilangan kekuatan yang kita miliki selama pandemi," ujar Li.
Bagai diterpa badai bertubi-tubi, Shopee akhirnya tak bisa bertahan meski seluruh karyawan Shopee berupaya untuk mempertahankan perusahaan.
"Setiap tim telah melakukan yang terbaik untuk mengatasi badai ini sejauh ini. Kami telah mengambil setiap kendala baru dalam langkah kami dan mencoba untuk beradaptasi. Saya tahu banyak dari Anda telah menghabiskan waktu ekstra, puas dengan lebih sedikit, dan mencoba untuk tetap positif saat kita melewati tikungan yang sulit ini," tambah Li.
Perlu diketahui, berdasarkan data Bloomberg, induk Shopee, Sea Limited telah kehilangan sekitar US$170 miliar atau setara Rp2,5 kuadriliun nilai pasar sejak tertinggi Oktober 2021 (asumsi kurs Rp14.900 per dolar AS).
Ini sangat kontras dengan Sea yang mampu mengamankan US$6 miliar atau kisaran Rp89,8 triliun melalui penjualan ekuitas dan obligasi konversi pada September 2021. Saat itu, aksi ini merupakan putaran penggalangan dana terbesar di Asia Tenggara. Menurut sumber anonim, PHK akan memengaruhi persentase satu digit karyawan tingkat rendah.
Dilaporkan sebelumnya, perusahaan mempekerjakan lebih dari 67.000 orang pada akhir 2021. Sejak didirikan tahun 2015 di tujuh pasar di Asia Tenggara, Shopee terus memperluas operasinya menjadi 13 pasar.