Penelitian: TikTok Berdampak Buruk pada Kesehatan Mental, Akademis, dan Hubungan Keluarga Remaja
Dunia

CEO TikTok Ajak Pengguna Dukung Aplikasi Setelah Dapat Ancaman Biden

  • TikTok telah bersumpah untuk membawa pemerintahan Biden ke pengadilan, mengklaim bahwa undang-undang tersebut akan menekan kebebasan berbicara jutaan warga Amerika.
Dunia
Rumpi Rahayu

Rumpi Rahayu

Author

JAKARTA - CEO TikTok, Shou Chew, merasa tertekan akibat keputusan yang baru-baru ini diambil pemerintah AS untuk keberlangsungan bisnis mereka. 

Untuk diketahui, Rabu, 24 April 2024 kemarin presiden Biden baru saja menandatangani undang-undang yang mewajibkan TikTok untuk dijual kepada perusahaan Amerika dalam waktu satu tahun. 

Jika dalam jangka waktu tersebut, TikTok masih belum terjual, maka aplikasi ini akan dilarang beroperasi di Amerika Serikat. 

Undang-undang tersebut akan membuat ilegal bagi layanan hosting web untuk mendukung TikTok, dan akan memaksa Google dan Apple untuk menghapus TikTok dari toko aplikasi membuat aplikasi tersebut tidak dapat digunakan. 

Hal ini tentu membuat para pengguna TikTok panik karena khawatir akan kehilangan akses ke aplikasi favorit mereka.

Baca Juga: TikTok Dicekal AS, Pendapatan ByteDance Malah Tumbuh 60 Persen

Menanggapi hal ini, Chew mengeluarkan seruan kepada para pengguna TikTok untuk bersatu demi mendukung aplikasi tersebut melawan upaya larangan yang dilakukan oleh pemerintah AS. 

Dalam sebuah video yang diposting di akun resmi TikTok, Chew menegaskan bahwa rencana larangan tersebut akan berdampak pada pengguna TikTok dan akan membatasi kebebasan berekspresi mereka.

"Jangan salah, ini adalah larangan," kata Chew dalam video tersebut. "Larangan terhadap TikTok dan larangan terhadap Anda dan suara Anda." lanjutnya. 

Banyak pengguna TikTok menunjukkan dukungan mereka terhadap Chew dan perusahaan TikTok, menilai bahwa larangan tersebut tidak adil dan menekan kebebasan berekspresi.

"Saya percaya Anda dengan hidup saya," tulis salah satu komentar.

Orang lain memberikan kredit untuk platform tersebut karena membantu pengguna menemukan "suara dan penghidupan mereka" serta menyediakan "rasa komunitas di sini yang tidak kita dapatkan di tempat lain."

Sementara itu, beberapa mengenang apa yang mereka pelajari di aplikasi tersebut, mulai dari rekomendasi restoran hingga ulasan produk kecantikan.

"Bro saya belajar cara mengganti filter udara mobil saya dan cara mengganti oli," kata seorang komentator.

Meskipun Chew bersikeras untuk melawan larangan tersebut, para pengguna TikTok harus tetap tenang karena larangan tersebut tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Perusahaan induk TikTok, Bytedance, memiliki waktu cukup lama untuk mencari pembeli untuk TikTok, dan proses hukum yang akan datang juga dapat menghambat pelaksanaan larangan tersebut.

TikTok telah bersumpah untuk membawa pemerintahan Biden ke pengadilan, mengklaim bahwa undang-undang tersebut akan menekan kebebasan berbicara jutaan warga Amerika.

Dilansir TrenAsia.com dari laman Business Insider pada Kamis, 25 April 2024, banyak pihak, termasuk Kate Ruane dari Pusat Teknologi & Demokrasi yang menilai bahwa undang-undang tersebut tidak konstitusional dan akan merugikan kebebasan berekspresi di Amerika Serikat.

"Kongres tidak seharusnya terlibat dalam larangan platform," kata Ruane. "Mereka seharusnya bekerja untuk menerapkan undang-undang privasi yang komprehensif yang melindungi data pribadi kita dimanapun kita memilih untuk berinteraksi secara online."