CEO Traveloka Pastikan IPO di AS Tahun Ini dengan Skema SPAC
JAKARTA – CEO Traveloka Ferry Unardi menyatakan Traveloka akan listing di Amerika Serikat tahun ini untuk mengumpulkan dana menggunakan perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC). Ia menilai SPAC sangat efisien. “Jika kami dapat melakukannya lebih cepat, kami kemudian dapat fokus pada eksekusi dan mengembangkan perusahaan,” katanya dikutip Bloomberg, Rabu (17/2/2021). Ferry menambahkan bahwa pihaknya dapat mempertimbangkan […]
JAKARTA – CEO Traveloka Ferry Unardi menyatakan Traveloka akan listing di Amerika Serikat tahun ini untuk mengumpulkan dana menggunakan perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC).
Ia menilai SPAC sangat efisien.
“Jika kami dapat melakukannya lebih cepat, kami kemudian dapat fokus pada eksekusi dan mengembangkan perusahaan,” katanya dikutip Bloomberg, Rabu (17/2/2021).
Ferry menambahkan bahwa pihaknya dapat mempertimbangkan untuk listing di bursa efek di Indonesia pada tahap selanjutnya.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Traveloka disebut telah menyewa JPMorgan Chase & Co. untuk listing publik di AS guna memanfaatkan booming di pasar IPO. Ferry mengatakan perusahaan akan menjajaki opsi merger atau akuisisi setelah IPO rampung.
Traveloka menambah deretan startup Indonesia yang mencari listing serupa di AS melalui metode SPAC. Lewat SPAC, mereka dapat menggunakan dana yang diperoleh dari IPO untuk membeli perusahaan swasta yang kemudian mengambil alih listing.
Gojek dan platform e-commerce PT Tokopedia disebut-sebut tengah menyelesaikan persyaratan merger sebelum mendaftarkan entitas gabungan di Jakarta dan AS.
Investor Traveloka termasuk Expedia Group Inc., Rocket Internet SE, sovereign wealth fund Singapura GIC Pte, dan JD.com telah membantu meningkatkan valuasi Traveloka selama bertahun-tahun. Menurut CB Insights, startup perjalanan online terbesar di Asia Tenggara itu memiliki valuasi US$3 miliar pada 2017.
Sejak didirikan pada 2012, Traveloka telah berkembang di Asia Tenggara hingga menawarkan beragam layanan termasuk gaya hidup dan layanan keuangan.
Ferry menjelaskan Traveloka berencana untuk berinvestasi lebih banyak dalam produk baru travel-now-pay-later untuk menarik lebih banyak wisatawan. Bisnis perjalanan perusahaan sekarang kembali untung di tengah pembatasan yang lebih longgar, meski di tingkat volume yang lebih rendah.