Cermati! 5 Hal Berbahaya dari TikTok bagi Anak
- Aplikasi berbagi video yang sangat populer belakangan ini memiliki pengguna dari semua kalangan umur. Statista menyebutkan pengguna TikTok di Indonesia bahkan mencapai 112,97 juta orang.
Gaya Hidup
JAKARTA - TikTok merupakan aplikasi berbagi video yang sangat populer belakangan ini dan memiliki pengguna dari semua kalangan umur. Statista menyebutkan pengguna TikTok di Indonesia bahkan mencapai 112,97 juta orang.
Mengutip dari Health News, terdapat laporan oleh Center for Countering Digital Hate (CCDH) yang menemukan bahwa algoritma TikTok merekomendasikan konten yang merugikan diri sendiri kepada pengguna baru paling cepat setelah baru beberapa menit bergabung dengan aplikasi ini.
- Sri Mulyani Kantongi Pajak Digital Rp13,29 Triliun hingga Semester I-2023
- Gandeng Bea Cukai Surakarta, Pemkab Sragen Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal
- Ganjar Pranowo vs Ridwan Kamil Soal Proyek Strategis Nasional
Bahkan studi tersebut melakukan eksperimen dengan membuat akun TikTok palsu sebagai anak berusia 13 tahun yang tertarik dengan citra tubuh dan konten kesehatan mental. Temuan menunjukkan bahwa algoritma TikTok merekomendasikan konten bunuh diri dalam waktu 2,6 menit setelah bergabung.
Tentu saja hal tersebut sangat berbahaya karena dapat memengaruhi mental remaja yang masih belum stabil. Namun tak hanya itu, ada sejumlah bahaya lain yang dapat mengintai anak anda. Berikut ulasannya melansir Health News.
- Perundungan siber. TikTok menyediakan ruang potensial untuk terjadinya pembulian secara daring, yang dapat mengakibatkan efek psikologis dan emosional yang parah pada individu muda.
- Konten yang tidak pantas. Algoritma TikTok dapat merekomendasikan video dengan konten yang tidak pantas. Banyak juga kreator yang membagikan video berbau seksual, kekerasan, atau prank yang tidak pantas yang sayangnya dapat dilihat oleh pengguna dari segala usia.
- Challenge TikTok. Walau dimaksudkan untuk kesenangan, sayangnya malah ada beberapa challenge yang membahayakan nyawa. Sebut saja salah satu contohnya challenge malaikat maut. Banyak anak-anak dan remaja yang mencoba challenge tersebut dan berujung kematian. Pasalnya challenge itu mengharuskan seseorang menghentikan truk yang melaju di jalanan hanya dengan tubuhnya sendiri berharap truk akan mengerem.
- Kecanduan. TikTok memang diakui memiliki daya tarik tersendiri. Namun hal tersebut malah mengarahkan ke hal buruk karena dapat menyebabkan kecanduan dan screen time yang tidak terkontrol. Hal tersebut dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.
- Kesehatan mental. Ketika anak atau remaja berusaha membuat konten, hal yang paling baik adalah membantunya berkembang. Namun sayangnya aplikasi ini memungkinkan orang asik untuk memberikan komentar pedas bernada kebencian. Tentunya hal tersebut akan mengarahkan seorang anak memiliki perasaan tidak mampu, kecemasan, dan bahkan depresi.
Sejumlah potensi bahaya itu harus dipikirkan kembali oleh orang tua ketika akan memberi izin anaknya bermain TikTok. Namun alih-alih melarangnya secara total, anda dapat mencoba untuk mengajari anak anda mengontrol diri. Jangan biarkan waktu sehari-hari anak hanya untuk bermain telepon genggam. Sebagai orang tua, anda harus mendorong anak anda untuk bermain di luar ruangan semisal olahraga, membaca buku fisik, atau menghabiskan waktu bersama orang tua.