<p>Pengrajin menyelesaikan pembuatan batik di workshop Batik Marunda, di Rusun Marunda, Jakarta Utara, Selasa, 14 Juli 2020. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) M. Faisal mengatakan persoalan yang sekarang dihadapi UMKM tak hanya soal akses ke pembiayaan. Penurunan dari sisi permintaan juga berpengaruh terhadap kelangsungan UMKM, terutama mikro, yang tersengat langsung imbas pandemi covid &#8211; 19. Oleh karena itu, akses pasar sangat dibutuhkan oleh para pelaku usaha mikro. Pemerintah perlu memikirkan hal ini supaya kombinasi kebijakan yang telah diterbitkan pemerintah benar-benar menyentuh ke pokok persoalan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Cetak Pengusaha Fesyen dan Kriya, Kemenperin Buka Program Inkubator

  • Kemenperin kembali menggelar program Creative Business Incubator (CBI) untuk mencetak wirausaha muda di bidang kreatif kriya dan fesyen.
Industri
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali menggelar program Creative Business Incubator (CBI) untuk mencetak wirausaha muda di bidang kreatif kriya dan fesyen. Hal ini dilakukan untuk mendorong pelaku usaha dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing di tengah pandemi COVID-19.

Plt. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita menjelaskan memfasilitasi pendirian Bali Creative Industry Center (BCIC) sejak tahun 2015. 

BCIC ini berfungsi sebagai wadah bagi para pelaku industri kreatif di sektor kriya dan fesyen untuk bertemu dan berkolaborasi menciptakan karya bersama, serta bertugas mendorong penumbuhan wirausaha kreatif baru melalui proses inkubasi.

“Tahun ini, melaui peran BCIC, kami kembali membuka program Creative Business Incubator (CBI) untuk mencetak wirausaha muda di bidang kreatif kriya dan fesyen, agar mampu menjadi motor penggerak industri dan ekonomi di masa depan,” kata dia, dalam keterangan resmi, Sabtu, 14 Agustus 2021.

Reni menjelaskan pihaknya menggandeng civitas akademika, yaitu Universitas Prasetiya Mulya dan melibatkan pelaku bisnis kreatif untuk program Business Venturing dan Development Institute (BVDI).

“Kami aktif mengajak seluruh stakeholder terkait, baik dari komunitas kreatif, start up enabler, investor, perguruan tinggi, dan perbankan. Termasuk dinas yang membidangi industri maupun UMKM di seluruh provinsi di Indonesia. Tujuannya ntuk bersama-sama membangun industri kreatif di Indonesia, khususnya subsektor kriya dan fesyen,” paparnya.

Selama ini, industri kreatif di tanah air tumbuh dinamis dan banyak digerakkan oleh generasi muda. Badan Pusat Statistik mencatat, dari total jumlah penduduk pada 2020 sebanyak 271 juta jiwa, sebanyak 87 juta jiwa merupakan penduduk usia 20-39 tahun. Jumlah penduduk usia produktif yang cukup besar inilah yang akan menjadi modal untuk mendorong penumbuhan wirausaha baru bidang ekonomi kreatif.

“Melalui program CBI, BCIC Kemenperin akan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku usaha fesyen dan kriya yang telah menjalankan bisnis minimal satu tahun,” terangnya.

Implementasi program ini, para peserta bakal mendapatkan materi pengembangan bisnis (scalling-up) melalui format kelas (camp) pada tahun pertama, dan pendampingan atau mentoring intensif (coaching) dari para profesional selama 12 bulan pada tahun kedua.

“Tahun ini, BCIC kembali membuka program camp baru, sekaligus akan memberikan coaching kepada 27 tenant inkubator sebagai lanjutan program camp inkubator tahun 2020,” imbuhnya.

Program coaching dilakukan agar 27 tenant tersebut dapat naik kelas menjadi wirausaha muda yang unggul.

Pada 2020, BCIC melakukan pendampingan kepada 29 tenant inkubator dari peserta tahun 2019. Pendampingan ini menghasilkan satu tenant yang naik kelas dari skala mikro ke skala kecil. Sementara itu, 10 tenant lain berhasil menambah karyawan untuk mengembangkan kapasitas usahanya.

“Beberapa alumni tenant inkubator program CBI BCIC juga berhasil meraih beberapa prestasi, baik nasional maupun internasional,” ungkap Reni.