PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) berhasil membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp3,87 triliun dan laba bersih sebesar Rp552 miliar hingga November 2022.
BUMN

Cetak Rekor! Laba Bersih ASDP Melesat hingga Rp585 Miliar sepanjang 2022

  • BUMN ASDP mencatat peningkatan laba bersih dan pendapatan pada 2022.

BUMN

Laila Ramdhini

JAKARTA - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencetak kinerja keuangan positif sepanjang 2022 dari sisi pendapatan dan laba bersih. 

Laba bersih ASDP tahun 2022 mencapai Rp585 miliar pada 2022, atau melesat 79,4% dari laba tahun 2021 sebesar Rp326 miliar. Keuntungan ini juga mencapai 220% dari target tahun penuh 2022. Dengan demikian, 

Pencapaian laba bersih Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor transportasi ini seiring dengan pendapatan perseroan yang mencapai Rp4,38 triliun, atau meningkat 23,4% dibanding realisasi tahun 2021 sebesar Rp3,55 triliun.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan pendapatan tahun 2022 telah melampaui dari total pendapatan dalam kondisi normal sebelum COVID-19 pada 2019 sebesar Rp 3,328 triliun 

"Capaian laba bersih 2022 ini, lagi-lagi ASDP berhasil mencetak laba tertinggi sepanjang sejarah sejak ASDP berdiri," tutur Ira, dalam keterangan resmi, dikutip Jumat, 16 Juni 2023. 

Tiga Faktor Pendorong

Ira menjelaskan ada tiga faktor utama yang berkontribusi atas pencapaian ini. Pertama, dari sisi eksternal, adalah dampak pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilakukan oleh pemerintah. 

“Faktor kedua adalah faktor internal, antara lain dengan pembenahan operasional dan perbaikan bisnis proses yang makin efektif dan efisien, termasuk digitalisasi ticketing di seluruh pelabuhan ASDP. Skema bisnis kemitraan B to B juga berperan penting dalam kinerja ini,” kata dia.

Kemudian, yang juga menjadi pendorong adalah adanya penyesuaian sejumlah tarif penyeberangan pada bulan Oktober tahun 2022-termasuk yang sudah tidak naik selama 4 tahun. 

Kontribusi Pendapatan

Kinerja ASDP tahun 2022 disumbang oleh penyeberangan, baik produksi perintis dan komersial (gabungan) antara lain produksi penumpang mencapai sebanyak 7,6 juta orang atau naik sebesar 66% dibandingkan realisasi 2021 sebanyak 4,6 juta orang, 

Kemudian, kendaraan roda 2 dan 3 sebanyak 4,1 juta unit atau 66% dari realisasi 2,5 juta unit. Kendaraan roda 4/lebih mencapai 4,4 juta unit atau naik 48% dibandingkan realisasi 2021 sebanyak 2,9 juta unit. Terakhir, angkutan barang mencapai 1,3 juta ton atau -47% bila dibandingkan realisasi tahun 2021 sebanyak 2,4 juta ton.

"Pascapandemi, terjadi shifting perubahan perilaku dari pejalan kaki ke kendaraan pribadi sehingga terjadi peningkatan pada kendaraan penumpang. Sedangkan untuk logistik, kenaikan didukung regulasi bahwa sejak awal pandemi pun tidak ada pembatasan pergerakan untuk kendaraan logistik, khususnya pada periode libur hari raya," ujar Ira.

Selain itu, kinerja positif juga didukung program pengendalian biaya melalui langkah efisiensi yang ditunjukan dengan operating ratio 66,89% lebih rendah dibanding 2021 sebesar 72,05%. 

Selanjutnya, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) tahun 2022 sebesar 86,06% lebih rendah dibanding tahun 2021 sebesar 91,51%. 

“Hal menunjukkan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan efisiensinya dengan adanya pengendalian keuangan terhadap realisasi beban pokok dan beban usaha,” kata dia.

Rasio liquiditas perseroraan dalam kondisi liquid dan memiliki kemampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya. Dari kondisi ini, posisi ASDP menjadi perusahaan solvable, yakni memiliki kemampuan untuk membayar seluruh total hutangnya menggunakan total aset sebesar 15,66%, dan Debt to Equity 0,21x.

Selain itu, tahun 2022 ASDP juga berhasil membukukan nilai EBITDA positif sebesar Rp 1,101 triliun, tumbuh sebesar 39% dari tahun 2021 sebesar Rp 791 miliar. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan mampu menghasilkan tingkat profitabilitas yang semakin baik dari tahun ke tahun.

Ira menambahkan, manajemen terus melakukan akselerasi dan perkuatan bisnis perseroan. Salah satunya fokus dalam penerapan bisnis model yang memperkuat pertumbuhan anorganik dan juga pelaksanaan kerjasama strategis dengan pihak eksternal.

Salah satu proyek ASDP yang berjalan saat ini yaitu pembangunan kawasan proyek Bakauheni Harbour City, pengoperasian pelabuhan, dan juga kolaborasi bisnis lainnya. 

"Ini sebagai wujud komitmen bahwa ketika pandemi Covid-19 pada 2020, ASDP bukan hanya fokus menekan BOPO, tetapi juga memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan untuk terus tumbuh," ujarnya.