Pabrik petrokimia milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
Korporasi

Chandra Asri dan BCI Minerals Sepakat Kontrak Pembelian Garam Skala Besar

  • Kesepakatan Chandra Asri dan perusahaan Australia itu mencakup kontrak selama tiga tahun. Garam yang diperoleh akan digunakan oleh TPIA untuk pabrik chlor-alkali yang saat ini dalam tahap pengembangan di Indonesia.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Emiten Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) telah menjalin kesepakatan untuk membeli pasokan garam dari proyek Mardie Salt BCI yang dimiliki oleh BCI Minerals Limited di Australia.

Kesepakatan Chandra Asri dan perusahaan Australia itu mencakup kontrak selama tiga tahun. Garam yang diperoleh akan digunakan oleh TPIA untuk pabrik chlor-alkali yang saat ini dalam tahap pengembangan di Indonesia.

Disebutkan bahwa penandatanganan perjanjian offtake antara BCI Minerals Limited dan TPIA merupakan langkah penting untuk memenuhi persyaratan offtake yang dibutuhkan sebagai bagian dari prasyarat pencairan fasilitas utang BCI.

CEO Chandra Asri Group Erwin Ciputra menyampaikan sejalan dengan penandatangan perjanjian tersebut, maka TPIA berhak untuk melakukan perpanjangan kontrak selama tiga tahun berikutnya dengan syarat tertentu.

Erwin merincikan pada tahun pertama, volume kontrak garam adalah 300.000 ton per tahun. Kemudian pada tahun kedua, volume tersebut meningkat menjadi 600.000 ton per tahun. Selanjutnya, pada tahun ketiga, volume kontrak akan disesuaikan dengan kemajuan proyek pabrik chlor-alkali.

“Kemitraan ini mengukuhkan posisi kompetitif kami sebagai pemimpin pasar melalui rencana kami yang sedang berjalan untuk mengembangkan pabrik caustic soda dan ethylene dichloride berskala global,” jelasnya dalam keterangan resmi pada Rabu, 21 Maret 2024. 

Sementara itu David Boshoff, Direktur Utama BCI, juga mengungkapkan apresiasi terhadap perjanjian offtake yang telah tercapai dengan Chandra Asri. "BCI sangat gembira atas kesepakatan offtake dengan Chandra Asri, yang merupakan salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia dalam bidang kimia dan infrastruktur," katanya.

Perlu dicatat, pasokan garam diantisipasi akan tersedia pada paruh kedua tahun 2026, bergantung pada persetujuan, pemenuhan syarat-syarat pendanaan proyek utang, penyelesaian konstruksi, serta pengembangan dan peresmian proyek yang telah direncanakan sebelumnya.