Salah satu pabrik PT Chandra Asri di kawasan Cilegon Banten. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Chandra Asri Investasi di Pabrik CA-EDC untuk Dukung Pertumbuhan Industri Baterai

  • PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sedang menerapkan strategi pertumbuhan organik dalam sektor kimia melalui pendirian Pabrik Chlor Alkali dan Ethylene Dichloride (pabrik CA-EDC).

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Emiten petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sedang menerapkan strategi pertumbuhan organik dalam sektor kimia melalui pendirian Pabrik Chlor Alkali dan Ethylene Dichloride (pabrik CA-EDC).

Sebagai informasi, pabrik CA-EDC adalah fasilitas industri yang memproduksi Chlor Alkali (klorin dan NaOH) dan Ethylene Dichloride (bahan baku PVC) melalui proses elektrolisis garam dan reaksi etilena dengan klorin. 

Chief Financial Officer (CFO) Chandra Asri Group Andre Khor menyatakan bahwa perusahaan telah berhasil mendapatkan Investasi Langsung Asing (FDI) melalui kemitraan dengan sejumlah perusahaan terkemuka global.

TPIA, lanjutnya, saat ini sedang melakukan diversifikasi bisnis baik di dalam negeri maupun internasional, sesuai dengan kemampuan intinya. “Kami juga berkomitmen untuk menyelesaikan strategi pertumbuhan organik di sektor kimia dengan mendirikan Pabrik Chlor Alkali dan Ethylene Dichloride (Pabrik CA-EDC) berskala dunia, bersamaan dengan investasi infrastruktur inti yang terkait,” jelasnya dalam keterangan resmi pada Kamis, 1 Februari 2024. 

Andre menambahkan pengembangan Pabrik CA-EDC menargetkan konsep Kemitraan Publik-Privat (PPP) untuk memenuhi kebutuhan lokal dan regional di Indonesia dan wilayah Asia Tenggara.

Dia yakin investasi ini akan mengurangi impor Indonesia dan memperluas ekspor sektor kimia, mendukung pemurnian nikel dan alumina. Sebagaimana diketahui, ini menjadi dasar produksi baterai untuk industri kendaraan listrik yang merupakan solusi inti bagi transisi energi global.

“Bagi Chandra Asri Group, implementasi Kemitraan Publik-Privat dalam skala internasional diharapkan mampu membawa manfaat berlipat bagi negara, melalui pengembangan ekosistem yang Indonesia sentris dengan perusahaan-perusahaan global terkemuka serta kemitraan yang kuat dan penciptaan solusi bersama,” ungkapnya.

Andre menambahkan dengan investasi PPP di aset strategis di luar negeri, Indonesia juga memiliki potensi untuk mengamankan pasokan energi dan mengurangi ketergantungan terhadap entitas asing.

Asal tahu saja, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat bahwa pada 2022, Indonesia mengimpor 60% kebutuhan bahan bakar dan 80% bahan kimia. Pertumbuhan ini memberikan peluang lebih besar bagi diaspora Indonesia yang mencapai 8,8 juta jiwa.

Diberitakan sebelumnya, TPIA yang sahamnya juga dimiliki oleh taipan Prajogo Pangestu telah melaporkan penggunaan dana dari penerbitan obligasi sejumlah Rp993,31 miliar untuk modal kerja. 

Direktur Chandra Asri Grup, Suryandi, menyatakan bahwa dana dari Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan IV Chandra Asri Petrochemical Tahap III tahun 2023 hingga 31 Desember 2023 telah dimanfaatkan untuk kebutuhan modal kerja.

Dana bersih yang diperoleh Perseroan dari hasil obligasi ini, setelah dikurangi komisi-komisi, biaya-biaya, dan pengeluaran-pengeluaran yang dibayarkan sehubungan dengan obligasi ini akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja,” kata Suryandi dalam keterbukaan informasi beberapa waktu lalu. 

Dana tersebut berasal dari Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan IV Chandra Asri Petrochemical Tahap III tahun 2023. Dalam hal ini, TPIA mengadakan penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi berkelanjutan IV dengan target dana Rp8 triliun. Obligasi ini terbagi dalam 3 seri, masing-masing ditawarkan sebesar 100 persen dari jumlah pokok obligasi.