Chandra Asri (TPIA) Akuisisi SECP, Produksi Petrokimia Nasional Diprediksi Meningkat
- SECP merupakan salah satu kilang minyak terbesar di dunia, akan memproduksi berbagai produk petroleum, seperti bensin, bahan bakar jet, gas oil, dan bitumen
Korporasi
JAKARTA - PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), atau Chandra Asri Group, melalui kemitraannya dengan Glencore plc, berhasil mengakuisisi Shell Energy and Chemicals Park (SECP) di Singapura.
Akuisisi oleh emiten yang terafiliasi Prajogo Pangestu ini dipandang sebagai langkah strategis yang dapat memperkuat ketahanan energi Indonesia serta memenuhi permintaan petrokimia yang terus meningkat.
Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengatak akuisisi ini akan meningkatkan produksi petrokimia nasional. "Dengan pasokan bahan baku yang lebih mudah diakses, industri manufaktur dalam negeri akan mendapatkan dorongan signifikan," jelas Fahmy pada Kamis, 17 Oktober 2024.
- Tingkatkan Studi dan Eksplorasi Mineral Kritis, Kementerian ESDM Gandeng Eramet
- Tersengat Kabar Ini, Market Cap Saham PANI Lampaui BBNI dan ASII
- Deretan Aktivis 98 di Kabinet Prabowo
Asal tahu saja, SECP merupakan salah satu kilang minyak terbesar di dunia, akan memproduksi berbagai produk petroleum, seperti bensin, bahan bakar jet, gas oil, dan bitumen, yang diharapkan bisa memperkuat industri dalam negeri.
Selain itu, kolaborasi ini berpotensi menekan harga produk minyak bumi melalui efisiensi dalam transportasi dan infrastruktur. Produk kimia seperti MEG dan Polyol, yang sangat penting bagi industri manufaktur, akan diprioritaskan oleh Chandra Asri Group untuk mengatasi kekurangan pasokan dalam negeri. Saat ini, sebagian besar produk kimia tersebut masih diimpor dari negara-negara maju.
Langkah strategis ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan lifting minyak dan gas guna mengurangi impor, yang selama ini membebani anggaran negara. Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa lifting minyak Indonesia terus menurun sejak 2015.
Diketahui, pada 2023, lifting minyak tercatat hanya sebesar 605,4 ribu barel per hari (bopd), jauh di bawah target. Penurunan ini berdampak pada keuangan negara, dengan subsidi bahan bakar yang mencapai IDR 160 triliun pada 2023, di mana 60% dari subsidi ini dialokasikan untuk sektor bahan bakar dan LPG.
Fahmy menambahkan, menurunnya lifting minyak serta keterbatasan kapasitas kilang dalam negeri membuat Indonesia semakin bergantung pada impor minyak mentah dan produk minyak bumi. "Indonesia sulit mengurangi ketergantungan impor karena cadangan minyak dalam negeri terus menurun," paparnya.
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan investasi besar dalam eksplorasi cadangan minyak baru, khususnya di cekungan yang secara geologis potensial namun belum terbukti ekonomis. Jika cadangan ini dapat dikonfirmasi sebagai ekonomis, diharapkan akan menarik minat investor untuk berinvestasi lebih lanjut.
CEO Chandra Asri Group, Erwin Ciputra, menegaskan bahwa setiap langkah bisnis yang diambil perusahaan dirancang untuk memberikan manfaat bagi Indonesia. "Kami harap akuisisi ini akan memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional," katanya.
Erwin juga menyatakan bahwa hasil dari SECP akan direpatriasi dan diinvestasikan kembali untuk pembangunan industri dalam negeri, yang pada akhirnya akan berkontribusi signifikan terhadap pendapatan pajak nasional, baik dari sisi perusahaan maupun individu.