Salah satu pabrik PT Chandra Asri di kawasan Cilegon Banten. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Chandra Asri (TPIA) Gandeng Perum Jasa Tirta II Soal Pemafaatan PLTS dan PLTA

  • PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) mengumumkan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama Perum Jasa Tirta II (PJT II). Kerja sama ini terkait studi kelayakan pengembangan energi hijau.
Korporasi
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA - PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) atau Chandra Asri Group mengumumkan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama Perum Jasa Tirta II (PJT II). Kerja sama ini terkait studi kelayakan pengembangan energi hijau melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Energi dari fasilitas tersebut akan dialirkan ke berbagai tujuan, termasuk ke Pabrik Chlor-Alkali dan Ethylene Dichloride (CA-EDC) berskala dunia yang sedang dalam proses pengembangan oleh Chandra Asri Group. Kebutuhan kapasitas listrik total untuk proyek tersebut mencapai 340 MW.

Direktur Legal, External Affairs, & Circular Economy Chandra Asri Group Edi Riva'I mengatakan studi ini bertujuan untuk mendorong penerapan Energi Baru Terbarukan dan mendukung upaya Indonesia mencapai target Nol Emisi Bersih pada tahun 2060. 

Selain itu, lanjut Edi, studi ini juga akan mengeksplorasi potensi pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAB) bersama Chandra Asri Group. "Sebagai Mitra Pertumbuhan bagi Indonesia, studi kelayakan ini juga diharapkan dapat menciptakan peluang bisnis baru dalam pengembangan energi baru terbarukan untuk mencapai keberlanjutan,” jelasnya melalui keterangan resmi pada Jumat, 5 April 2024. 

Sementara itu, Direktur Pengembangan Bisnis Perum Jasa Tirta II Dikdik Permadi Yoffana mengatakan pihaknya mempunyai potensi besar dalam pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk mendukung program pemerintah dalam mencapai target Nol Emisi Bersih pada tahun 2060.

Ssebagai perusahaan BUMN, Perum Jasa Tirta II ditugaskan oleh pemerintah melalui PP 25 tahun 2022 untuk mengelola WS Citarum, sebagian Ciliwung-Cisadane, Cimanuk-Cisanggarung, Cidanau-Ciujung-Cidurian dan Seputih-Sekampung. 

"Dengan potensi tersebut kami juga dapat berkolaborasi dengan pihak swasta seperti Chandra Asri Group untuk mendukung program penggunaan energi ramah lingkungan dalam proses produksi sehingga rencana kerjasama ini merupakan langkah strategis bagi kedua belah pihak," lanjutnya. 

Berkaitan dengan itu, Grup Chandra Asri saat ini tengah memproses pembangunan Pabrik CA-EDC yang akan menjadi fasilitas produksi unggulan dengan kapasitas yang mengesankan. Diperkirakan pabrik akan mampu menghasilkan lebih dari 400.000 ton Kaustik Soda dan lebih dari 500.000 ton Ethylene Dichloride setiap tahunnya. 

Peran strategis pabrik ini dalam menjawab kebutuhan industri akan produk kaustik soda dan ethylene dichloride yang terus meningkat tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di wilayah Asia Tenggara.

Untuk mendukung operasional pabrik, dibutuhkan pasokan listrik yang besar. Pada awalnya, diperkirakan pasokan listrik yang dibutuhkan mencapai 140 MW. Namun, untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat, rencananya akan ditambahkan pasokan listrik sebesar 200 MW pada tahun 2026. Dengan demikian, total kapasitas listrik yang dibutuhkan mencapai 340 MW.