<p>Anggota Dewan Penasehat AFPI, M. Chatib Basri tampak dilayar gadget sebagai narasumber pada Seminar Nasional Daring kerjasama KADIN Indonesia dan AFPI di Jakarta, Kamis, 3 September 2020. Seminar Nasional bertajuk &#8220;Peran Fintech Pendanaan Bersama Dalam Akselerasi Penyaluran Stimulus Program Pemulihan Ekonomi Nasional&#8221; diantaranya menghadirkan diskusi tantangan dan cerita sukses dari penerima manfaat fintech pendanaan bersama, kebijakan penyaluran stimulus pemulihan ekonomi nasional kepada UMKM yang terdampak pandemi Covid-19, serta pemanfaatan dan penggunaan platform fintech pendanaan bersama dalam mendukung akselerasi penyaluran stimulus pemulihan ekonomi nasional kepada UMKM secara cepat, transparan dan masif. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Chatib Basri: Ekonomi Belum Pemulihan, Masih Bertahan Hidup

  • JAKARTA – Ekonom Universitas Indonesia, Chatib Basri mengkategorikan perekonomian Indonesia saat ini belum berada pada tahap pemulihan, melainkan masih di fase bertahan hidup (survival). Hal ini ditandai dengan resesi ekonomi akibat negatifnya ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut. Dengan titik kontraksi terdalam berada di kuartal kedua, dan membaik pada kuartal tiga. “Selama pandemi masih jadi masalah, […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Ekonom Universitas Indonesia, Chatib Basri mengkategorikan perekonomian Indonesia saat ini belum berada pada tahap pemulihan, melainkan masih di fase bertahan hidup (survival).

Hal ini ditandai dengan resesi ekonomi akibat negatifnya ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut. Dengan titik kontraksi terdalam berada di kuartal kedua, dan membaik pada kuartal tiga.

“Selama pandemi masih jadi masalah, kita masih bertahan hidup. Setelahnya baru bicara pemulihan,” kata Chatib dalam diskusi secara virtual, Senin, 9 November 2020.

Mengenai krisis saat ini, Chatib memiliki pandangan berbeda terkait perekonomian. Alih-alih menyoal angka pertumbuhan ekonomi, Chatib justru fokus pada kesehatan ekonomi itu sendiri.

Sehingga ia tak mengapa jika angka pertumbuhan rendah, dengan catatan ekonominya sehat alias tidak terpuruk. Baginya, yang terpenting bagi pemerintah saat ini bukan mengejar tingginya pertumbuhan, tetapi mengendalikan pandemi.

Pasalnya, pengendalian virus akan sangat berdampak pada skala ekonomi. Jika ekonomi masih dibatasi maka pelaku usaha akan sulit untuk ekspansi dan mendapatkan investasi.

“Contohnya gini, saya punya restoran, boleh buka tapi kapasitas 50 persen. Ya buat apa saja nambah investasi. Jadi atasi dulu pandeminya, baru bicara pemulihan,” tambah dia.

Berdasarkan hitungannya, Chatib memperkirakan dengan asumsi vaksinasi dilakukan pada 2021, maka ia menyangsikan investasi swasta akan naik tajam tahun depan. Dengan demikian, pemulihan baru akan mulai terjadi pada 2022.