Chatib Basri: Ekonomi Belum Pemulihan, Masih Bertahan Hidup
JAKARTA – Ekonom Universitas Indonesia, Chatib Basri mengkategorikan perekonomian Indonesia saat ini belum berada pada tahap pemulihan, melainkan masih di fase bertahan hidup (survival). Hal ini ditandai dengan resesi ekonomi akibat negatifnya ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut. Dengan titik kontraksi terdalam berada di kuartal kedua, dan membaik pada kuartal tiga. “Selama pandemi masih jadi masalah, […]
Industri
JAKARTA – Ekonom Universitas Indonesia, Chatib Basri mengkategorikan perekonomian Indonesia saat ini belum berada pada tahap pemulihan, melainkan masih di fase bertahan hidup (survival).
Hal ini ditandai dengan resesi ekonomi akibat negatifnya ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut. Dengan titik kontraksi terdalam berada di kuartal kedua, dan membaik pada kuartal tiga.
“Selama pandemi masih jadi masalah, kita masih bertahan hidup. Setelahnya baru bicara pemulihan,” kata Chatib dalam diskusi secara virtual, Senin, 9 November 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Mengenai krisis saat ini, Chatib memiliki pandangan berbeda terkait perekonomian. Alih-alih menyoal angka pertumbuhan ekonomi, Chatib justru fokus pada kesehatan ekonomi itu sendiri.
Sehingga ia tak mengapa jika angka pertumbuhan rendah, dengan catatan ekonominya sehat alias tidak terpuruk. Baginya, yang terpenting bagi pemerintah saat ini bukan mengejar tingginya pertumbuhan, tetapi mengendalikan pandemi.
Pasalnya, pengendalian virus akan sangat berdampak pada skala ekonomi. Jika ekonomi masih dibatasi maka pelaku usaha akan sulit untuk ekspansi dan mendapatkan investasi.
“Contohnya gini, saya punya restoran, boleh buka tapi kapasitas 50 persen. Ya buat apa saja nambah investasi. Jadi atasi dulu pandeminya, baru bicara pemulihan,” tambah dia.
Berdasarkan hitungannya, Chatib memperkirakan dengan asumsi vaksinasi dilakukan pada 2021, maka ia menyangsikan investasi swasta akan naik tajam tahun depan. Dengan demikian, pemulihan baru akan mulai terjadi pada 2022.