China Dituding Lancarkan Mata-mata Lewat Balon di Selat Taiwan
- Kementerian Pertahanan Taiwan mendeteksi tiga balon China terbang di atas Selat Taiwan, salah satunya melintasi pulau itu pada Minggu, 7 Januari 2024. Ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian balon yang menurut kementerian telah dilihatnya selama sebulan terakhir.
Dunia
JAKARTA - Kementerian Pertahanan Taiwan mendeteksi tiga balon China terbang di atas Selat Taiwan, salah satunya melintasi pulau itu pada Minggu, 7 Januari 2024. Ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian balon yang menurut kementerian telah dilihatnya selama sebulan terakhir.
Kementerian pada Sabtu, 6 Januari 2024, dalam sebuah pernyataan yang tegas, menuduh China mengancam keselamatan penerbangan dan melakukan perang psikologis terhadap penduduk pulau tersebut dengan balon, beberapa hari sebelum pemilihan utama Taiwan.
Kementerian pertahanan China, yang bulan lalu menolak mengomentari balon tersebut, tidak segera menanggapi permintaan komentar.
- Hidup Minimalis Masuk Resolusi 2024 Anda? Mulai dengan Mindset Berikut
- Mau Liburan Sebelum Memulai Bisnis Baru? Jangan!
- KPU Ingatkan Batas Urus Pindah Memilih Sampai 15 Januari, Simak Cara Mengurusnya!
Potensi China menggunakan balon untuk memata-matai menjadi isu global Februari lalu ketika Amerika Serikat menembak jatuh apa yang dikatakannya sebagai balon pengintai China. China mengatakan balon itu adalah pesawat sipil yang secara tidak sengaja tersesat.
Taiwan sangat waspada terhadap aktivitas militer dan politik China menjelang pemilihan presiden dan parlemen Sabtu ini. Dikatakan China mengerahkan tekanan militer dan ekonomi dalam upaya untuk ikut campur dalam pemilu.
China memandang pulau itu sebagai wilayahnya sendiri, klaim yang ditolak pemerintah Taiwan.
Sejak bulan lalu, kementerian pertahanan Taiwan telah melaporkan beberapa kejadian di mana balon China yang terbang di atas Selat Taiwan. Dikatakan selama seminggu terakhir beberapa balon telah terbang di atas pulau Taiwan di dekat pangkalan udara utama.
Dalam insiden terbaru, yang diungkapkan oleh kementerian pada Senin dalam laporan hariannya tentang kegiatan militer China selama 24 jam terakhir, dikatakan tiga balon telah terbang di atas garis tengah selat yang sensitif pada Minggu.
Menurut peta yang disediakan kementerian, hanya satu yang melintasi pulau Taiwan, tepat di ujung selatannya.
“Semua balon menuju ke timur sebelum menghilang,” tambahnya.
Pada Senin, calon wakil presiden Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, Hsiao Bi-khim mengatakan China harus berhenti melecehkan Taiwan.
“Kami tidak menyambut penggunaan intimidasi dan ancaman untuk mengganggu kehidupan rakyat Taiwan setiap saat,” katanya, dikutip dari Reuters, Senin, 8 Januari 2024.
“Tidak hanya minggu ini, kami berharap perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dapat berlanjut untuk waktu yang lama,” sambungnya.
Berbicara kepada wartawan pada Minggu, Jaw Shaw-kong, calon wakil presiden untuk partai oposisi terbesar Taiwan Kuomintang (KMT), menyerukan China untuk menghentikan pengiriman pesawat dan kapal perang di selat itu dengan satu minggu tersisa sebelum pemilihan.
“Tolong biarkan Selat Taiwan tetap damai dan biarkan pemilihan kita berlangsung sangat tenang,” ujar Jaw.
- Jokowi Resmikan Jalan Tol Pamulang-Cinere-Raya Bogor, Telan Investasi hingga Rp4 Triliun
- Kejaksaan Agung Umumkan Hasil Akhir Seleksi CASN: 8.000 Talenta Terbaik Bangsa Lolos Jadi Insan Adhyaksa
- PGN Mulai Kembangkan Bisnis Mini LNG untuk Industri Smelter
Garis tengah Selat Taiwan sebelumnya berfungsi sebagai penghalang tidak resmi antara Taiwan dan China, tetapi jet tempur China, drone, dan sekarang balon secara teratur terbang di atasnya.
Kantor Urusan Taiwan China menegaskan kembali minggu lalu bahwa garis tengah selat itu tidak ada, dan Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan menggiring ancaman dari daratan saat pemilihan semakin dekat dan menghasut konfrontasi.