China Hack Fitur AirDrop Apple dengan Alasan Pembersihan Konten Tak Diinginkan
- Polisi dikabarkan telah mengidentifikasi beberapa tersangka melalui metode ini, meskipun tidak diungkapkan apakah ada yang ditangkap.
Dunia
JAKARTA - Sebuah entitas negara dengan bangganya mengklaim telah menemukan cara untuk mengidentifikasi pengguna yang menggunakan fitur populer AirDrop milik Apple, sebagai bagian dari upaya lebih besar untuk membersihkan konten yang dianggap tidak diinginkan.
Institusi yang didukung oleh pemerintah Beijing dikabarkan berhasil menemukan cara untuk mengidentifikasi pengguna yang mengirim pesan melalui fitur AirDrop milik Apple. Mereka mengklaim bahwa ini adalah bagian dari upaya mereka untuk membasmi konten yang dianggap tidak diinginkan.
Dikutip TrenAsia.com dari laman Bangkok Post, menurut laporan dari biro yudisial kota Beijing dalam sebuah pos online, institut tersebut mengembangkan teknik untuk meretas log perangkat terenkripsi iPhone.
- Produsen Mobil Asal China Kembali Luncurkan Produk Baru di Israel
- 3 Saham Prajogo Pangestu Kompak Jatuh, IHSG Tertekan 1,14 Persen
- Salurkan Dividen Rp20,05 Miliar Awal Januari, IPCM Serahkan Dividen Lagi Akhir Bulan
Tujuannya adalah mengidentifikasi nomor dan email pengirim yang berbagi konten melalui AirDrop.
Polisi dikabarkan telah mengidentifikasi beberapa tersangka melalui metode ini, meskipun tidak diungkapkan apakah ada yang ditangkap.
Biro tersebut menyatakan, "Ini meningkatkan efisiensi dan akurasi penyelesaian kasus serta mencegah penyebaran pernyataan yang tidak pantas dan potensi pengaruh buruk."
Pernyataan ini sekali lagi menyoroti fitur iPhone yang telah digunakan oleh aktivis di seluruh dunia untuk menyebarkan pesan mereka. Fitur ini hanya membutuhkan koneksi Bluetooth di sekitar dan sering digunakan oleh para demonstran untuk berbagi slogan pro-demokrasi selama protes di Hong Kong pada tahun 2019.
Sampai saat ini, perwakilan Apple belum memberikan tanggapan terhadap klaim tersebut. Meskipun diakui sebagai "terobosan teknologi" oleh biro yudisial, metode ini dapat menambah langkah-langkah yang telah diambil untuk membersihkan informasi yang dianggap tidak sehat oleh pihak berwenang China.
Kejadian ini juga menambah ketidakpastian terkait operasional Apple di negara tersebut, di mana perusahaan tersebut sudah berhadapan dengan pembatasan yang ketat terkait konten, termasuk di layanan Apple TV dan Books.
Sejak tahun 2022, Apple telah membatasi fitur AirDrop pada iPhone di China setelah layanan tersebut digunakan oleh para demonstran untuk menyebarkan gambar kepada pemilik perangkat lainnya.
Pemimpin elektronik asal Amerika ini juga menghadapi tekanan penjualan yang meningkat setelah sejumlah lembaga yang didukung negara melarang penggunaan perangkat asing di lingkungan kerja.