Wakil Presiden Taiwan William Lai
Dunia

China Kutuk Kunjungan Singkat Wakil Presiden Taiwan ke AS

  • China mengutuk kunjungan singkat Wakil Presiden Taiwan William Lai ke Amerika Serikat. Negeri Tirai Bambu menyebut William sebagai seorang penganut pemisahan dan “pengacau."

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - China mengutuk kunjungan singkat Wakil Presiden Taiwan William Lai ke Amerika Serikat. Negeri Tirai Bambu menyebut William sebagai seorang penganut pemisahan dan “pengacau." 

Beijing akan mengambil langkah tegas untuk melindungi kedaulatannya. Hal ini kemudian memicu respons lanjutan dari Taipei. Dilansir dari Reuters, Senin 14 Agustus 2023, Lai singgah di New York pada Sabtu 12 Agustus 2023 malam WIB dalam perjalanan ke Paraguay untuk menghadiri pelantikan presidennya.

China, mengklaim Taiwan yang dikelola secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, telah berulang kali mengutuk perjalanan Lai, yang mencakup persinggahan lain di San Francisco pada hari Rabu dalam perjalanan pulang. Diketahui, Lai diunggulkan sebagai calon presiden Taiwan pada pemilihan bulan Januari 2024. 

AS, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Namun mereka merupakan pendukung internasional terpenting dan pemasok senjata bagi Taiwan serta diwajibkan oleh hukum AS untuk menyediakan cara bagi pulau tersebut untuk mempertahankan diri.

Pemerintah AS yang memperbolehkan singgahnya para pejabat Taiwan, memberikan dukungan terhadap Taiwan tanpa terlalu mengundang konfrontasi China. China sendiri menganggap langkah tersebut sebagai upaya provokatif menuju kemerdekaan.

Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataan yang dikeluarkan tak lama setelah Lai mendarat di New York menyatakan mereka menentang segala bentuk kunjungan oleh “penganut pemisahan kemerdekaan Taiwan” ke AS. “Lai tetap berpegang pada posisi pemisahan kemerdekaan Taiwan dan merupakan pembuat masalah sejati,” ujar Kementerian tersebut.

Inti Kepentingan China

Taiwan selama ini diibaratkan sebagai “inti dari inti kepentingan China”. Fakta menunjukkan berulang kali bahwa penyebab meningkatnya ketegangan di Selat Taiwan adalah upaya Taiwan untuk mengandalkan Amerika Serikat untuk mencari kemerdekaan.

“China dengan cermat mengikuti perkembangan dan akan mengambil langkah tegas dan kuat untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas wilayah,” kata Kementerian Luar Negeri.

Dewan Urusan Daratan Taiwan yang mengatur kebijakan terhadap China menuding China adalah pembuat onar sebenarnya. Hal itu merujuk pada perselisihannya bulan ini dengan Filipina di Laut China Selatan dan terus berlanjutnya gangguan militer terhadap Taiwan.

“Pemerintah kami dengan tegas mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasional, menjaga garis pertahanan demokrasi dan kebebasan, dan tidak akan pernah mundur, apalagi menyerah,” kata dewan dalam sebuah pernyataan.

China khususnya tidak menyukai Lai, yang sebelumnya telah menggambarkan dirinya sebagai “pekerja praktis untuk kemerdekaan Taiwan." Lai sendiri telah berulang kali mengatakan dalam kampanye bahwa ia tidak berupaya mengubah status quo dan hanya rakyat Taiwan yang dapat menentukan masa depan mereka.