China Mau Boikot Makanan Laut Jepang, AS Pasang Badan?
- Duta Besar AS untuk Jepang, Rahm Emanuel, mengunjungi wilayah Fukushima pada Kamis, 31 Desember 2023. Dalam kunjungannya tersebut Emanuel mengatakan kepada wartawan bahwa ia berharap Amerika Serikat mendukung Jepang jika perselisihan boikot makanan laut sampai ke organisasi perdagangan dunia/world trade organization (WTO).
Dunia
JAKARTA - Duta Besar AS untuk Jepang, Rahm Emanuel, mengunjungi wilayah Fukushima pada Kamis, 31 Agustus 2023. Dalam kunjungannya tersebut Emanuel mengatakan kepada wartawan bahwa ia berharap Amerika Serikat mendukung Jepang jika perselisihan boikot makanan laut sampai ke organisasi perdagangan dunia/world trade organization (WTO).
Tindakan ini diambil buntut dari China, mitra dagang terbesar Jepang yang memberlakukan larangan terhadap produk akuatik Jepang. Untuk diketahui Jepang mulai melepaskan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukhusima yang rusak ke Samudera Pasifik pada Kamis, 24 Agustus 2023.
Dikutip TrenAsia.com dari Reuters, para pejabat Jepang telah mengisyaratkan kemungkinan tindakan diplomatik termasuk mengajukan pengaduan ke WTO untuk mendesak China agar mencabut larangan tersebut. Menurut Jepang, langkah yang diambil China tidak didasarkan pada bukti ilmiah.
- Tower Bersama Infrastructure Sabet TrenAsia ESG Award 2023 Predikat Action Communication and BTS Provider
- PGN Raih Predikat Sustainability dalam Penganugerahan TrenAsia ESG Award 2023
- Kemenkes Didesak Buka Partisipasi Publik Susun Aturan Turunan UU Kesehatan
“Jika Jepang memutuskan untuk mengambil upaya tersebut (pengaduan ke WTO), Amerika Serikat akan mendukungnya bukan hanya karena mereka adalah sekutu, tetapi karena ada legitimasi terhadap kasus tersebut,” kata Emanuel kepada wartawan.
Meski begitu, Emanuel menambahkan bahwa dukungan tersebut pada akhirnya tetap bergantung pada lembaga pemerintah AS yang relevan.
Tahun 2022, Jepang telah mengekspor produk laut senilai US$600 juta atau sekitar Rp9,14 triliun (asumsi rate Rp15.232) ke China. Hal ini menjadikan China sebagai pasar terbesar untuk ekspor makanan laut Jepang.
Saat ini, Jepang telah dan tengah berupaya untuk segera mengakhiri boikot yang dilakukan oleh China termasuk banyaknya panggilan telepon bersifat melecehkan yang mereka dapatkan sejak tindakan pembuangan air radioaktif tersebut dilakukan.
Sementara itu, Perdana Menteri Fumio Kishida mengunjungi pasar ikan terbesar di Tokyo pada hari Kamis dan mengatakan kabinetnya akan menyusun langkah-langkah untuk membantu industri perikanan pada awal minggu depan.
Pemerintah akan menggunakan puluhan miliar yen (ratusan juta dolar), dari cadangan anggaran tahun fiskal ini untuk mendanai langkah-langkah tersebut, dikutip dari Nikkei Asia.
Langkah yang dimaksud diantaranya adalah penyiapan dua dana senilai 80 miliar yen (Rp8,35 triliun) untuk membantu mengembangkan pasar baru dan membekukan kelebihan ikan hingga dapat dijual ketika permintaan pulih.