China Miliki 5 Juta Paten dan Pegang 46,15 Juta Merek Dagang
- Pertumbuhan tertinggi dalam paten penemuan terjadi di sektor manajemen teknologi informasi, teknologi komputer, dan program komunikasi dasar.
Dunia
JAKARTA - Sampai dengan akhir tahun 2023, China telah memiliki lebih dari 4,99 juta paten penemuan dan 46,15 juta merek dagang yang sah. Jumlah itu mengukuhkan posisi China pemimpin global dalam inovasi.
Negara ini menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pengembangan teknologi dan perlindungan kekayaan intelektual. Sepanjang tahun 2023 saja China berhasil mematenkan 921,000 paten penemuan, menandakan dorongan yang signifikan dalam aktivitas riset dan pengembangan. Selain itu, terdapat 74,000 permohonan paten internasional juga sedang diajukan.
Tidak hanya dalam paten dan merek dagang, China juga mencatat pencapaian dalam produk indikasi geografis (geographical indication). Sebanyak 2.508 produk dengan indikasi geografis disetujui, dengan nilai produksi melebihi 800 miliar yuan atau sekitar Rp (kurs Rp2.100). Hal ini menunjukkan diversifikasi dalam kekayaan intelektual yang dilindungi oleh negara.
Pertumbuhan tertinggi dalam paten penemuan terjadi di sektor manajemen teknologi informasi, teknologi komputer, dan program komunikasi dasar.
Sebagaimana dilaporkan Xinhua, Rabu, 17 Januari 2024, lebih dari 70 persen dari total paten negara disumbangkan oleh perusahaan, khususnya perusahaan teknologi tinggi dan sains teknologi skala kecil dan menengah. hal ini menunjukkan peran sentral sektor swasta dalam mendorong inovasi di China.
- Bergerak di Zona Positif, IHSG Ditutup Menguat
- Didorong Fenomena ‘Sell The News’, Bitcoin Merosot Setelah Persetujuan ETF
- Garuda Indonesia (GIAA) Buka-Bukaan Penggunaan Dana Rights Issue Rp7,3 Triliun
Menghadapi tantangan masa depan, the National Intellectual Property Administration (NIPA) menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan standar pemeriksaan paten, khususnya di bidang data besar, kecerdasan buatan, dan teknologi gen.
Langkah ini menandakan upaya serius dalam menjaga dan mengelola kekayaan intelektual di era teknologi canggih. NIPA juga direncanakan akan menjadi tuan rumah konferensi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) tingkat tinggi untuk negara-negara mitra Belt and Road pada tahun 2024 di China.
Keputusan ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama internasional dengan lembaga HKI di seluruh dunia, menciptakan platform yang memungkinkan pertukaran ide dan pengalaman bermanfaat.
Dengan demikian, China menunjukkan peran aktifnya dalam memajukan perlindungan hak kekayaan intelektual dan membangun kolaborasi berkelanjutan di tingkat global. Langkah-langkah ini diarahkan untuk menciptakan lingkungan kondusif bagi inovasi dan perkembangan teknologi di masa depan.
Dengan pencapaian ini, China terus mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin inovasi global dan memberikan dorongan positif untuk pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan di masa depan.