China Peringatkan Amerika Tidak Melanggar Garis Merah Mereka
- Antony Blinken, yang melakukan kunjungan keduanya ke China dalam waktu kurang dari setahun untuk bertemu dengan Wang Yi
Dunia
BEIJING-Menteri Luar Negeri China Wang Yi memperingatkan timpalannya dari Amerika Antony Blinken agar tidak melanggar “garis merah” Beijing. Hal itu disampaikan ketika diplomat utama kedua negara bertemu di Beijing pada Jumat 26 April 2024.
Wang membuka pertemuan dengan sebuah pertanyaan yang terdengar lebih seperti sebuah peringatan. "Haruskah Tiongkok dan Amerika Serikat tetap berada pada arah yang benar untuk bergerak maju dengan stabilitas atau kembali ke kondisi yang terpuruk?" Dia menambahkan hubungan Tiongkok-AS mulai stabil, namun masih diuji oleh faktor negative
“Kedua negara dapat terlibat dalam kerja sama atau konfrontasi, dan bahkan terjerumus ke dalam konflik,” kata Wang.
Dia menguraikan apa yang dia sebut sebagai garis merah China dalam hal kedaulatan, keamanan, dan pembangunan. Serta memperingatkan Amerika untuk tidak menginjaknya. “Faktor-faktor negatif dalam hubungan AS-Tiongkok masih meningkat dan berkembang, dan hubungan tersebut menghadapi berbagai macam gangguan,” kata Wang.
- ADB Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen pada 2024 dan 2025
- OJK Dorong Gen-Z Mulai Melirik Asuransi
- Kemenhub Ubah Status Internasional Bandara Supadio Menjadi Domestik, Kenapa?
“Hak pembangunan Tiongkok yang sah telah ditekan secara tidak wajar dan kepentingan inti kami menghadapi tantangan,” katanya.
Wang tidak merinci tantangan-tantangan ini, namun ada beberapa titik konflik sensitif antara kedua negara adidaya tersebut, termasuk posisi mereka di Laut China Selatan. Selain itu dukungan Amerika terhadap pemerintah di Taiwan, dan hak asasi manusia.
Tanggung Jawab Bersama
Blinken yang melakukan kunjungan keduanya ke China dalam waktu kurang dari setahun, lebih berhati-hati dalam menyampaikan pidatonya kepada Wang di depan pers. Dia mengatakan Beijing dan Washington mempunyai tanggung jawab bersama untuk memajukan hubungan melalui diplomasi aktif.
Namun demikian, dia mengatakan Amerika akan bersikap jelas dan langsung mengenai perbedaan antara kedua negara. Ini untuk menghindari kesalahan perhitungan dalam apa yang ia sebut sebagai hubungan paling penting di dunia.
Beberapa perbedaan ini menjadi sorotan awal pekan ini setelah Washington menyetujui paket bantuan terbarunya yang mencakup bantuan militer ke Taiwan. Hal ini menuai kritik tajam dari Beijing, yang menyebutnya sebagai “pelanggaran serius terhadap prinsip satu China”.
China mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai provinsi yang memisahkan diri dan pada akhirnya akan berada di bawah kendali Beijing. Namun pulau tersebut menganggap dirinya berbeda.
- Rencana Manuver Bukit Asam (PTBA) di Bisnis PLTS
- Saham GOTO dan EXCL Top Gainers LQ45 Saat IHSG Dibuka Menguat
- Jelang Putusan MK, Saham Adaro (ADRO-ADMR) Terpantau Gacor
Kunjungan Blinken juga terjadi beberapa hari setelah Amerika mengesahkan undang-undang yang akan memaksa TikTok milik China untuk menjual aplikasi video yang sangat populer tersebut. Atau dilarang di Amerika.
Di balik layar, Amerika telah memperingatkan Beijing untuk berhenti mengekspor suku cadang ke Rusia. Sesuatu yang menurut mereka membantu Moskow membuat senjata untuk perangnya di Ukraina, dengan ancaman sanksi yang menghantui perundingan tersebut.
Kunjungan ini merupakan bagian dari peningkatan signifikan dalam dialog dan diplomasi. Betapapun dinginnya, antara kekuatan-kekuatan yang bersaing ini sebuah upaya untuk menyeimbangkan hubungan, setelah periode ketegangan yang sangat besar tahun lalu.
Dalam pembicaraan telepon awal bulan ini, Presiden Amerika Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping membahas peluang kerja sama. Termasuk upaya memerangi perubahan iklim dan narkotika.
Namun mereka berselisih mengenai dukungan Amerika terhadap Taiwan dan pembatasan perdagangan teknologi.