Chipshet Lagi Langka, Tesla Malah Bukukan Laba Bersih Rp16,5 Triliun pada Kuartal II-2021
- JAKARTA - Tesla melaporkan pendapatannya pada kuartal II-2021 Senin kemarin. Untuk pertama kalinya, Tesla berhasil membukuan keuntungan hingga melebihi US
Industri
JAKARTA - Tesla melaporkan pendapatannya pada kuartal II-2021 Senin kemarin. Untuk pertama kalinya, Tesla berhasil membukuan keuntungan hingga melebihi US$1 miliar meski chipset sedang langka.
Dalam laporan keuangan tersebut, Tesla berhasil membukukan laba bersih sekitar US$1,14 miliar atau setara dengan Rp16,5 triliun (asumsi Rp14.500 per dollar AS).
Angka tersebut menyentuh hingga dua kali lipat dari yang didapatkan Tesla pada kuartal sebelumnya. Pada kuartal pertama, Tesla melaporkan laba bersih sekitar US$438 juta tau setara Rp6,34 triliun.
- Harga Emas Hari Ini: Lanjutkan Penurunan Rp2.000
- Lakpesdam-PBNU Temukan Fakta Regulasi PP 109/2012 Menekan Pergerakan Petani Tembakau di Pamekasan, Rembang, dan Lombok
- Ditagih Utang oleh Debt Collector? Cek 4 Dokumen Resmi Wajib Ini
Adapun pendapatan Tesla pada kuartal ini mencapai US$11,9 miliar atau sekitar Rp172,2 triliun. Sedangkan penghasilam per lembar saham bernilai US$1,45 atau Rp20.991.
Angka ini melebihi perkiraan dari sejumlah ahli yang memprediksi pendapatan sekitar US$11,3 miliar atau setara Rp163,5 dan penghasilan per lembar saham US$0,97 atau Rp14,476.
Tingginya laba Tesla menyebabkan saham perusahaan bergerak lebih tinggi sekitar 1,5% pada akhir perdagangan Senin setelah rilis.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Bussines Insider pada Selasa, 27 Juli 2021, Tesla menyatakan bahwa pihaknya pendapatan operasionalnya terutama dengan meningkatkan volume sembari mengurangi biaya produksi.
Oleh sebab itu, Tesla berhasil membukukan angka penjualan yang kuat pada tahun 2021 meski isu kekurangan chipset global melanda dunia.
"Tantangan rantai pasokan, khususnya kekurangan semikonduktor global dan kemacetan pelabuhan, terus hadir di Q2," ujar Tesla mengutip dari Bussines Insider.
Seperti diketahui sebelumnya, isu kekurangan chipset melumpuhkan produksi kendaraan di seluruh dunia dan memaksa pembuat mobil untuk menghentikan jalur produksi.
"Tim Tesla, termasuk rantai pasokan, pengembangan perangkat lunak, dan pabrik kami, bekerja sangat keras untuk menjaga produksi berjalan sedekat mungkin dengan kapasitas penuh," tambah Tesla.
Meski begitu, Tesla mengatakan telah mengalihkan produksi mobil listrik jenis semi-truknya ke tahun 2022. Saat ini, Tesla bakal fokus pada peningkatan produksi di pabrik-pabrik mendatang di Berlin dan Austin.
Pembuat mobil listrik mengirimkan 201.250 mobil selama kuartal kedua, memecahkan rekor 184.800 kendaraan yang dibuatnya selama tiga bulan sebelumnya.
Itu menempatkan Tesla di jalur menuju penjualan lebih dari 800.000 kendaraan pada tahun 2021, peningkatan yang signifikan dari 500.000 yang terjual pada tahun 2020.
Produsen kendaraan besutan Elon Musk ini mengatakan mereka mengharapkan untuk memulai produksi di kedua pabrik pada tahun 2021. Adapun pabrik di Berlin seharusnya dijadwalkan beroperasi pada awal Juli lalu. Namun, saat ini, Tesla tengah menghadapi rintangan birokrasi dan masalah lingkungan telah menunda rencana tersebut tanpa batas waktu.