Tekno

CIA Bantu Upaya Menghidupkan Lagi Mamut dan Harimau Tasmania

  • Badan Intelijen Amerika CIA mendanai penelitian untuk menghidupkan kembali hewan yang punah termasuk mamut berbulu dan harimau Tasmania.
Tekno
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

WASHINGTON- Badan Intelijen Amerika CIA mendanai penelitian untuk menghidupkan kembali hewan yang punah termasuk mamut berbulu dan harimau Tasmania.

Melalui perusahaan investasi modal ventura bernama In-Q-Tel,  CIA telah menjanjikan uang kepada perusahaan teknologi yang berbasis di Texas, Colossal Biosciences. Menurut situs web Colossal, tujuan perusahaan adalah untuk "melihat mamut berbulu hidup sekali lagi". Caranya  melalui penggunaan rekayasa genetika  yaitu, menggunakan teknologi untuk mengedit DNA organisme.

Colossal juga menyatakan minatnya untuk membangkitkan harimau Tasmania yang punah— hewan berkantung mirip serigala yang punah pada tahun 1930-an — serta burung dodo yang juga telah punah.

Tetapi sebenarnya  CIA kurang tertarik pada mamut yang menggelegar dan harimau Tasmania yang mengaum. Lembaga ini lebih tertarik pada teknologi rekayasa genetika yang ingin dikembangkan oleh Colossal.

"Secara strategis, ini bukan tentang mamut dan lebih banyak tentang kemampuan," tulis pejabat senior In-Q-Tel dalam sebuah posting blog In-Q-Tel.

De-extinction (de-kepunahan) mungkin terdengar seperti fiksi ilmiah. Dan  sampai batas tertentu, memang demikian. Tidak ada cara untuk mengembalikan mamut berbulu seperti 10.000  tahun yang lalu.

Namun  dengan menggunakan alat pengeditan DNA, para ilmuwan dapat memasukkan cold-resistant characteristics ke dalam urutan DNA gajah modern, membuat mereka secara genetik mirip dengan mammoth berbulu. 

Makhluk yang dihasilkan tidak akan menjadi mamut. Sebaliknya  akan menjadi hewan proxy yang lebih seperti gajah tetapi karakteristik seperti mamut.

Dasar dari proses ini adalah metode pengeditan gen yang disebut CRISPR — "gunting" genetik yang dapat digunakan para ilmuwan untuk memotong, menempel, dan mengganti urutan gen tertentu ke dalam DNA organisme. 

Menurut posting blog In-Q-Tel yang dikutip Live Science Jumat 14 Oktober 2022, berinvestasi dalam proyek ini akan membantu pemerintah Amerika untuk  menetapkan etika, serta standar teknologi untuk teknologi rekayasa genetika. Selain itu akan  membuat Amerika selangkah lebih maju dari negara-negara pesaing yang mungkin juga tertarik untuk membaca, menulis, dan mengubah kode genetik.

Tidak semua orang  optimis menggunakan alat rekayasa genetika untuk menghidupkan kembali hewan yang punah. Para kritikus telah memperingatkan, bahkan jika sebuah perusahaan mampu merekayasa mamut proksi yang sehat, habitat alami mamut tidak lagi ada. Dan  bahkan jika itu terjadi, kode genetik tidak dapat mengajari hewan bagaimana berkembang dalam ekosistem yang tidak dikenal. 

Beberapa ilmuwan juga berpendapat bahwa uang yang dihabiskan untuk proyek-proyek de-kepunahan bisa lebih jauh jika diterapkan pada konservasi hewan hidup.