Gedung Bank CIMB Niaga di kawasan Sudirman, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Perbankan

CIMB Niaga Optimistis Tren Green Financing akan Terus Berlanjut di Era Prabowo, Ini Alasannya

  • Pemerintah baru diprediksi akan melanjutkan komitmen yang sudah dibuat oleh pemerintahan sebelumnya, khususnya dalam hal pembiayaan hijau dan penanganan perubahan iklim.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Seiring dengan pergantian pemerintahan, banyak pihak mempertanyakan arah kebijakan terkait pembiayaan hijau terutama dalam hal komitmen terhadap mitigasi perubahan iklim.  Namun CIMB Niaga optimistis  kebijakan pembiayaan hijau  akan terus berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, tanpa perubahan yang signifikan. 

Hal ini disampaikan oleh Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga, Fransiska Oel, dalam wawancaranya baru-baru ini. 

Pemerintahan Baru dan Komitmennya terhadap Paris Agreement

Fransiska Oel menegaskan bahwa pemerintah baru diprediksi akan melanjutkan komitmen yang sudah dibuat oleh pemerintahan sebelumnya, khususnya dalam hal pembiayaan hijau dan penanganan perubahan iklim. 

Menurutnya, Indonesia telah menandatangani Perjanjian Paris pada tahun 2015, yang mengharuskan negara-negara pesertanya berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon guna membatasi kenaikan suhu global. 

“Pemerintahan baru itu tidak akan berubah dari pemerintahan sekarang, karena Indonesia sudah menandatangani komitmen untuk mencapai net zero emission pada tahun 2030,” jelas Fransiska saat ditemui awak media di Menara Sentraraya, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024. 

"Peraturan pemerintah terkait hal ini sudah keluar, sehingga rasanya tidak mungkin pemerintahan Indonesia menarik komitmen tersebut," tambahnya. 

Fransiska meyakini bahwa langkah-langkah yang telah ditempuh pemerintah terkait mitigasi perubahan iklim akan diteruskan oleh pemerintahan baru. Ini mengingat bahwa dampak perubahan iklim, seperti banjir dan kemarau panjang, telah menjadi ancaman nyata yang perlu diatasi dengan kebijakan yang berkelanjutan. 

Tantangan Pembiayaan Hijau dan Kesadaran Masyarakat 

CIMB Niaga juga menyadari tantangan yang muncul dalam penyaluran pembiayaan hijau atau green financing. Fransiska menjelaskan bahwa salah satu tantangan utama adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya bisnis hijau. Banyak nasabah yang masih menganggap bahwa mengadopsi praktik bisnis hijau akan menambah biaya operasional. 

"Kesadaran masyarakat atau nasabah kita itu masih memikirkan bagaimana keuntungan yang bisa mereka dapatkan. Mereka menganggap bahwa dengan green financing, ada tambahan biaya," ujar Fransiska. 

Namun, Fransiska menekankan bahwa dengan meningkatnya kesadaran global tentang perubahan iklim, khususnya di sektor ekspor, produk hijau akan menjadi syarat mutlak untuk bisa bersaing di pasar internasional. “Para eksportir sekarang sudah meminta produk hijau, jadi nasabah kita harus siap-siap dari sekarang,” tambahnya. 

Target Pembiayaan Berkelanjutan CIMB Niaga 

Dalam konteks keuangan, CIMB Niaga juga terus berupaya meningkatkan portofolio pembiayaan berkelanjutannya. Fransiska menyatakan bahwa hingga akhir tahun 2023, CIMB Niaga menargetkan sekitar 25-26% dari portofolio kreditnya diarahkan pada kegiatan usaha berkelanjutan atau Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KUB). 

"Saat ini, pencapaian kami sudah sekitar 25% dan kami akan mempertahankan target ini hingga akhir tahun. Dari total portofolio CIMB Niaga yang mencapai sekitar Rp217 triliun, 25% di antaranya adalah portofolio KUB," ungkap Fransiska. 

Fransiska juga menegaskan bahwa CIMB Niaga selalu bersikap selektif dalam menyalurkan pembiayaan, dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian. 

“Kami memang selalu selektif. Pertumbuhan kredit kami selalu berdasarkan kehati-hatian. Jangan sampai kita hanya menambah pinjaman tanpa memperhatikan risiko,” jelasnya. Hal ini tercermin dari Non-Performing Loan (NPL) CIMB Niaga yang terus mengalami penurunan. 

Fokus pada Kredit Hijau dan Pengurangan Pinjaman di Sektor Batu Bara 

Sejalan dengan komitmen CIMB Niaga terhadap keberlanjutan lingkungan, bank ini juga fokus pada sektor-sektor yang mendukung pembiayaan hijau. Salah satu langkah konkret yang diambil oleh CIMB Niaga adalah membatasi pinjaman baru di sektor batu bara, khususnya batu bara termal. Hal ini merupakan bagian dari strategi bank dalam mengurangi dampak lingkungan dari portofolio kreditnya. 

“Kami menghindari pinjaman baru untuk sektor batu bara termal karena dampaknya yang signifikan terhadap lingkungan,” jelas Fransiska. 

Prospek Pembiayaan Hijau di Tengah Pergantian Pemerintahan 

Meski pergantian pemerintahan seringkali menimbulkan kekhawatiran akan perubahan kebijakan, CIMB Niaga optimis bahwa arah kebijakan pembiayaan hijau di Indonesia akan tetap konsisten. Fransiska melihat bahwa kebijakan ini tidak hanya didorong oleh pemerintah, tetapi juga oleh tren global yang semakin mengarah pada keberlanjutan dan mitigasi perubahan iklim. 

“Kebijakan green financing sudah menjadi tren global. Kami yakin bahwa pemerintahan baru akan melanjutkan kebijakan ini karena dampaknya sudah nyata, baik secara lingkungan maupun ekonomi,” tutup Fransiska.