<p>Graha CIMB Niaga. / Grahaniaga.co.id</p>
Industri

CIMB Niaga Raih Peringkat idAAA dari Pefindo

  • JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk. meraih peringkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Peringkat tersebut disematkan untuk Obligasi Berkelanjutan III Tahap I 2019 Seri A senilai Rp276 miliar, dengan jatuh tempo pada 29 Desember 2020. Kreshna Dwinanta dan Hanif Pradipta selaku analis menyebut, kesiapan perseroan untuk membayar obligasi tersebut didukung oleh penempatan […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk. meraih peringkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Peringkat tersebut disematkan untuk Obligasi Berkelanjutan III Tahap I 2019 Seri A senilai Rp276 miliar, dengan jatuh tempo pada 29 Desember 2020.

Kreshna Dwinanta dan Hanif Pradipta selaku analis menyebut, kesiapan perseroan untuk membayar obligasi tersebut didukung oleh penempatan uang di bank sentral sebesar Rp22,8 triliun per 31 Agustus 2020.

“Kemampuan dan komitmen untuk memenuhi keuangan jangka panjang atas jaminan utang relatif tinggi,” mengutip dalam rilis resmi Pefindo, Rabu, 4 November 2020.

Diketahui, efek hutang dengan peringkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo. Bank bersandi BNGA ini juga memiliki rating perusahaan idAAA, stabil sejak Juli 2014.

Kinerja Semester I 2020

Pada periode semester I tahun ini, CIMB Niaga tercatat mencatat perlambatan kinerja.

Laba bersih perseroan turun 38,8% menjadi Rp1,8 triliun dari Rp2,5 triliun atau turun Rp700 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan laba bersih tersebut seiring dengan penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 1,8% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp5,9 triliun. Di samping itu, beban operasi selain bunga juga meningkat 10,9% menjadi dari Rp menjadi Rp7,3 triliun.

Adapun penyaluran kredit bank BUKU IV ini, per Juni 2020 mengalami kontraksi 6,1% yoy menjadi Rp149,1 triliun dari Rp158,3 triliun pada periode yang sama tahun 2019.

Namun, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) masih bisa tumbuh menjadi Rp171,8 triliun, terdiri dari giro Rp52,8 triliun, tabungan Rp56,9 triliun, dan deposito Rp62 triliun.

Fokus Bisnis CIMB Niaga

Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan mengatakan, pandemi telah berpengaruh pada sektor usaha sehingga fokus utama perseroan ditujukan untuk menjaga kualitas aset dan membantu nasabah terdampak.

“Pada saat yang sama, kami tetap mengedepankan tindakan pencegahan ekstra dan fokus terhadap likuiditas, kecukupan modal, dan efisiensi operasional bank,” kata Tigor dalam siaran pers yang dikutip TrenAsia.com, Senin, 3 Agustus 2020.

Capital adequacy ratio (CAR) CIMB Niaga masih terjaga baik di level 19,97% walaupun tercatat menurun dari periode Juni 2019 sebesar 20,59%.  Non performing loan (NPL) secara gross naik dari 2,87% menjadi 3,89% dan secara net naik dari 1,5% menjadi 1,87%.

Saat ini, lanjut Tigor, perseroan akan terus meningkatkan digital engagement dengan para nasabah melalui inovasi platform internet banking OCTO Clicks.

“Kami fokus pada percepatan strategi customer journey, digitalisasi, meningkatkan produktivitas, dan mencari peluang-peluang baru di tengah pandemi,” tambah Tigor.

Per 30 Juni 2020, 94,8% dari total transaksi nasabah telah dilakukan melalui layanan digital banking melalui OCTO Mobile, OCTO Clicks, Automated Teller Machines (ATM), dan rekening ponsel.

Dibentuk pada 2008, CIMB Niaga merupakan bank hasil penggabungan PT Bank Niaga Tbk. dan PT Bank Lippo Tbk. Keduanya termasuk bank swasta besar di Indonesia.

Adapun kepemilikan saham perseroan per 30 Juni 2020, mayoritas dimiliki oleh CIMB Group Sdn Bhd, Malaysia sebesar 92,5% (termasuk PT Commerce Capital sebesar 1,02%) dan sisanya dimiliki oleh publik sebesar 7,5%.