Ciptakan Mimpi Buruk, Disney Bakal PHK 7.000 Karyawan
Dunia

Ciptakan Mimpi Buruk, Disney Bakal PHK 7.000 Karyawan

  • Disney bakal merumahkan kisaran 7.000 karyawan untuk menghemat biaya hingga Rp83,1 triliun
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

CALIFORNIA- Perusahaan pencipta impian, Disney bakal segera menciptakan mimpi buruk. Sang CEO, Bob Iger mengatakan bahwa perusahaan akan melakukan PHK besar-besaran.

Mengutip Insider Kamis, 9 Februari 2023, Disney bakal merumahkan kisaran 7.000 karyawan. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk menargetkan penghematan biaya sebesar US$5,5 miliar atau Rp83,1 triliun (asumsi kurs Rp15.100 per dolar AS) tahun ini.

Mengenai kabar PHK, karyawan Disney tampaknya sudah lebih siap. Sebab pada November lalu, CEO sebelum Iger, Bob Chapek  mengumumkan akan diberlakukan penundaan rekrutmen sebelum ia diberhentikan oleh Disney.

Sebelum dipecat, Chapek telah memperingatkan staf bahwa perusahaan akan melihat setiap jalan operasi dan tenaga kerja untuk mendapatkan penghematan. Ia juga mewanti-wanti bahwa perusahaan mengantisipasi beberapa pengurangan staf sebagai bagian dari peninjauan.

Tak disebut siapakah yang bakal terdampak dari PHK Disney kali ini. Namun, ada spekulasi bahwa yang terdampak adalah staf yang mengerjakan produk digital non-premium.

Selain melakukan PHK, Disney juga berencana melakukan reorganisasi perusahaan menjadi tiga unit. Di antaranya Disney Entertainment yang meliputi platform streaming dan studio filmnya, serta segmen lainnya. 

Unit ini akan dipimpin oleh Alan Bergman, yang mengawasi studio Disney,dan Dana Walden sebagai pengawas konten dan berita orisinal untuk platform streaming dan jaringan linier Disney.

Kemudian ada unit ESPN akan dipimpin oleh James Pitaro, mantan ketua ESPN dan Konten Olahraga, dan presiden ESPN sebelumnya. Ketiga adalah unit Taman, Pengalaman, dan Produk akan terus dipimpin oleh Josh D'Amaro.

Informasi tambahan, Disney melaporkan dalam laporan pendapatannya bahwa Disney+ kehilangan pelanggan untuk pertama kalinya. Mayoritas pelanggan yang hilang mencapai lebih dari 2 juta dan  semuanya dari Disney+ HotStar India. 

Platform tersebut sekarang memiliki 161,8 juta atau turun  dibandingkan dengan 164,2 juta pada kuartal sebelumnya.

Tetapi Iger masih percaya bahwa streaming adalah masa depan, katanya pada panggilan pendapatan Rabu. Dia mengatakan rencananya untuk berinvestasi di masa depan streaming perusahaan seperti lebih fokus pada merek inti dan waralaba, membuat konten hiburan umum, dan menyeimbangkan konten global dan lokal.

"Streaming akan terus berkembang, meski dengan mengorbankan pemrograman linier," kata Iger.