Karyawan Bekerja di Kantor pusat Citibank Korea di Seoul (Yonhap)
Perbankan

Citi Indonesia Beberkan Maksud dan Tujuan PHK Massal di Citigroup

  • Citigroup melakukan pengurangan karyawan di tingkat regional dan global.
Perbankan
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA – Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) membeberkan maksud dan tujuan di balik kabar soal pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang diinisiasi oleh Citigroup. 

Director, Country Head of Public Affairs, Citi Indonesia Puni Ayu Anjungsari mengatakan, perubahan pada struktur global Citigroup merupakan langkah logis untuk mewujudkan strategi Citi untuk menjadi mitra perbankan terkemuka bagi institusi dengan kebutuhan lintasnegara. 

Puni mengatakan, saat ini, pengurangan karyawan Citigroup yang berkaitan dengan perubahan struktur tersebut terjadi di tingkat regional dan global.

Ia juga menambahkan, pengurangan ini bertujuan untuk menyelaraskan prioritas bisnis Citigroup dengan kondisi pasar saat ini. 

”Kami akan terus meninjau bisnis kami sepanjang tahun untuk memastikan talenta yang tepat berada di posisi yang tepat demi mendukung kebutuhan bisnis dan klien kami,” kata Puni kepada TrenAsia, Selasa, 22 November 2023. 

Sebagai informasi, sebelumnya Citigroup dikabarkan bakal memulai PHK massal karyawan mulai Senin, 20 November 2023. PHK besar-besaran tersebut menjadi perombakan terbesar Citi dalam beberapa dekade terakhir. 

Dilansir dari Reuters, belum diketahui jumlah persis karyawan maupun asal divisi yang akan menerima PHK. Para pekerja kini disebut tengah menunggu rincian mengenai skala PHK di bank yang memiliki 240 ribu karyawan di seluruh dunia itu. 

Bulan lalu, bank raksasa asal Amerika Serikat (AS) tersebut dilaporkan bakal merumahkan 10% karyawan di sejumlah lini bisnis. Hal itu disampaikan CEO Citigroup Jane Fraser. Ia mengatakan perombakan besar-besaran di internal perusahaan akan berkonsekuensi PHK massal.

Citi mengumumkan rencana untuk mengurangi lapisan manajemen dari 13 menjadi delapan. Ini menjadi perombakan terbesar Citi dalam beberapa dekade terakhir. Di dua lapisan kepemimpinan teratas, Citi mengurangi 15% peran fungsional, serta akan menghilangkan 60 komite.

Kreditur terbesar ketiga di Negeri Paman Sam ini juga akan menghilangkan wakil kepala divisi dan peran regional serta memotong 50% pelaporan manajemen keuangan internal. Selain itu, perusahaan akan memusatkan pengambilan keputusan.

Staf pendukung dalam kepatuhan dan manajemen risiko dan staf teknologi yang bekerja pada fungsi yang tumpang tindih juga berisiko terkena PHK. PHK massal itu pun merembet pada cabang mereka di Indonesia. Diketahui, Citigroup bakal keluar dari bisnis consumer banking di 13 negara, termasuk Indonesia. 

Pengumuman itu telah disampaikan perusahaan sejak 2021, dikutip Strait Times. Fraser mengatakan upaya itu dilakukan untuk melipatgandakan bisnis wealth management perusahaan agar memiliki pertumbuhan lebih baik. “Kami tidak memiliki skala yang kami butuhkan untuk bersaing (di pasar 13 negara tersebut),” ujarnya.