<p>Sumber: Oilprice</p>
Pasar Modal

Citigroup Prediksi Harga Minyak akan Melonjak Hingga US$74 per Barel

  • Kepala Penelitian Komoditas Citigroup Inc, Ed Morse memprediksi harga minyak jenis Brent akan mencapai US$74 per barel atau setara Rp1,08 juta (asumsi kurs Rp14.565 per dollar Amerika Serikat).

Pasar Modal
Mochammad Ade Pamungkas

Mochammad Ade Pamungkas

Author

JAKARTA-Kepala Penelitian Komoditas Citigroup Inc, Ed Morse memprediksi harga minyak jenis Brent akan mencapai US$74 per barel atau setara Rp1,08 juta (asumsi kurs Rp14.565 per dollar Amerika Serikat).

Menurutnya permintaan minyak bumi akan semakin bertambah, namun persediaan global akan merosot di kisaran 2,2 juta barel per hari pada pertengahan kuartal kedua.  

“Permintaan di semua produk akan mencapai rekor di kuartal ketiga, didorong oleh permintaan bahan bakar transportasi dan persediaan bahan baku petrokimia,” ujar Ed Morse mengutip dari Bloomberg.

Jika prediksi itu benar terjadi, maka harga minyak jenis Brent akan melonjak hingga 11,2% dari harga terkini US$66.49 (Rp968.426) per barel pada Senin, 19 April 2021 pukul 11:00 WIB.

International Energy Agency menjelaskan, pasokan minyak bumi membanjiri tanki penyimpanan minyak di negara maju setelah permintaannya merosot pada tahun lalu.

Sejak saat itu, pasokan minyak bumi yang tersisa telah tertumpuk dan terbuang sia sia di tengah laut, serta pasokan di depot utama Afrika juga terkuras habis.

Hal tersebut membuat Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) memutuskan untuk mengurangi produksi dan melakukan rebalancing.

Pemulihan ekonomi telah menghidupkan kembali permintaan bahan bakar minyak secara global.

Hal tersebut menyebabkan harga minyak jenis Brent berada di harga US$66.49 saat ini, dibandingkan dengan tahun lalu yang merosot di kisaran US$25 per barel (Rp364.125).

Persediaan minyak komersial di seluruh OECD menurun hingga rata-rata lima tahun, kelebihan itu hampir seluruhnya terkonsentrasi di China, yang membangun cadangan minyak bumi permanen,” kata Ed Morse.