CMRY hingga WIKA Masuk MSCI Small Cap Index, Apa Keuntungannya?
- PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) serta tiga saham lainnya akan bergabung sebagai konstituen baru Indeks MSCI Small Cap Index, efektif mulai 2 September 2024.
Bursa Saham
JAKARTA – PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) serta tiga saham lainnya akan bergabung sebagai konstituen baru Indeks MSCI Small Cap Index, efektif mulai 2 September 2024.
Secara khusus, WIKA, emiten konstruksi BUMN ini, akan masuk ke dalam Indeks MSCI Global Standard, menggantikan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Dengan perubahan ini, Antam akan beralih ke MSCI Small Cap Index.
MSCI, singkatan dari Morgan Stanley Capital International, adalah indeks saham yang dirancang oleh lembaga riset internasional Morgan Stanley. Ada perbedaan antara Indeks MSCI Global Standard dan MSCI Small Cap Index.
- IHSG Dibuka Naik, Saham WIKA Terbang Dua Digit jadi Top Gainers
- ISAT hingga GOTO Paling Depan Saham Tercuan di LQ45
- Mengenal RDMP Balikpapan yang Telan Anggaran Rp118 Triliun
Diketahui Indeks MSCI Global Standard mencakup perusahaan dengan kapitalisasi pasar menengah hingga besar, yang biasanya memiliki nilai pasar signifikan dan dianggap sebagai pemimpin industri di pasar domestik maupun global.
Sementara itu, MSCI Small Cap Index mencakup perusahaan dengan kapitalisasi pasar kecil, yang biasanya lebih kecil dalam ukuran dan nilai pasar dibandingkan dengan perusahaan dalam MSCI Global Standard Index.
Selain CMRY, WIKA, dan ANTM, emiten film milik Manoj Punjabi, PT MD Entertainment Tbk (FILM) serta emiten nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga akan bergabung ke dalam MSCI Small Cap Index.
Keuntungan Saham
Secara teori, ketika suatu saham masuk ke dalam indeks MSCI, ini seringkali menandakan peningkatan likuiditas dan perubahan persepsi pasar terhadap saham tersebut. Inklusi dalam indeks global seperti MSCI memberikan sinyal positif kepada investor internasional dan domestik, menunjukkan bahwa saham tersebut telah memenuhi standar tertentu dalam hal kinerja dan stabilitas.
Alhasil, saham tersebut cenderung mengalami peningkatan volume perdagangan karena banyak manajer investasi (MI) yang mengikuti indeks ini akan mulai memasukkan saham tersebut dalam portofolio mereka.
Sebagai contoh, Indeks MSCI dapat menjadi produk reksa dana indeks ataupun exchange-traded fund (ETF) yang dikelola oleh MI. Hal ini juga dapat meningkatkan kredibilitas dan visibilitas emiten di mata investor, potensi peningkatan nilai saham karena permintaan yang meningkat, serta diversifikasi investor yang lebih luas, termasuk investor asing dan institusional.
Risiko Saham
Namun demikian, risiko juga ada. Masuknya suatu saham ke dalam indeks prestisius ini juga dapat membawa volatilitas harga yang lebih tinggi. Peningkatan minat dan aktivitas perdagangan seputar saham tersebut, khususnya menjelang dan sesaat setelah pengumuman inklusi, dapat menyebabkan fluktuasi harga yang signifikan.
Untuk masuk ke dalam indeks MSCI, sebuah saham harus memenuhi serangkaian kriteria yang mencakup kapitalisasi pasar yang besar, tingkat likuiditas yang tinggi, dan aksesibilitas bagi investor internasional.
Pasalnya, MSCI menilai likuiditas berdasarkan frekuensi dan volume perdagangan, memastikan bahwa saham tersebut diperdagangkan secara aktif dan dapat diakses dengan mudah oleh investor di seluruh dunia. Selain itu, saham tersebut harus sesuai dengan klasifikasi sektor dan geografis yang ditentukan oleh MSCI.