<p>Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) / Dok. Kementerian ESDM</p>
Industri

Cofiring PLTU di Tangerang Hasilkan Bahan Bakar Jumputan Padat 5 Ton/Hari

  • Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN melalui anak usahanya, PT Indonesia Power (IP) bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang dalam menyediakan bahan bakar jumputan padat untuk cofiring Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN melalui anak usahanya, PT Indonesia Power (IP) bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang dalam menyediakan bahan bakar jumputan padat untuk cofiring Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Direktur Mega Proyek dan EBT PLN M. Ikhsan Asaad mengatakan, langkah ini merupakan wujud komitmen PLN dalam meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT).

“Kami terus berupaya mendorong penggunaan energi yang ramah lingkungan,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Senin, 26 April 2021.

Melalui kerja sama ini, Pemkot Tangerang akan melakukan pengembangan kelompok masyarakat (community development) dan fasilitasi komersialisasi pasokan bahan bakar jumputan padat.

Bahan bakar yang dimaksud berasal dari limbah atau sampah yang telah melalui proses pemilahan dan homogenisasi menjadi ukuran lebih kecil.

Limbah ini kemudian dibentuk menjadi pelet untuk digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil.

Jumputan tersebut diolah dengan menggunakan teknologi biodrying, yakni dekomposisi zat organik secara parsial dengan memanfaatkan panas yang dihasilkan oleh mikroorganisme.

Proses ini dibantu aerasi untuk menghilangkan kelembapan. Adapun dekomposisi zat organik ini memanfaatkan belatung lalat Black Soldier Fly (BSF).

Saat ini, uji coba cofiring biomassa bahan bakar jumputan padat yang memanfaatkan pengolahan sampah, dapat menghasilkan 5 ton per hari. Ikhsan berharap, jumlah ini bisa berkembang seiring dengan uji coba yang terus dilakukan.

Sementara itu, Wali Kota Tangerang Arief R. Wilmansyah berharap, kerja sama ini dapat menjadi solusi penanganan masalah sampah di Tangerang. Dengan penduduk hampir dua juta, kata dia, jumlah sampah di wilayahnya saat ini mencapai 1.500 ton.

“Kami sangat mengapresiasi penanganan limbah lingkungan ini. Dengan teknologi yang ada, hal ini bisa mendorong pemanfaatan EBT untuk mengganti kebutuhan batu bara,” ujar Arief. (RCS)