Dunia

Colin Huang, Miliuner yang 'Jatuh Miskin' Lantaran Ancaman Kebangkrutan Evergrande

  • Setelah Alibaba dan Tencent yang didenda besar-besaran lantaran upaya Pemerintah Cina mengendalikan perusahan swasta, kini giliran perusahaan properti Evergrande yang terancam bangkrut.
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

BEIJING- Tindakan keras pemerintah China terhadap perusahaan besar yang bercokol di negaranya kembali memakan korban.

Setelah Alibaba dan Tencent yang didenda besar-besaran lantaran upaya Pemerintah Cina mengendalikan perusahan swasta, kini giliran perusahaan properti Evergrande yang terancam bangkrut.

Colin Huang, miliarder asal Cina sekaligus pendiri platform E-Commerce Pindoduo atau dikenal dngn PDD Colin Huang bisa dibilang terkena dampak secara signifikan.

Sebagai salah satu pemegang saham, kebangkrutan Evergrande menjadikan Colin Huang sebagai miliarder yang harus menelan pil kerugian terbesar tahun ini.

Mengutip Bloomberg pada Selasa, 21 September 2021, kerugian yang diderita Colin Huang bahkan lebih besar dibanding CEO PDD Hui Ka Yan. Padahal, Hui Ka Yan sudah tercatt menderita kerugian US$16 miliar atau setra Rp288 triliun (asumsi kurs Rp14.200 per dolar AS) lantaran terlilit tumpukan utang.

Huang tercatat memiliki 28 persen saham di PDD. Akibat merosotny saham Evergreen, Huang harus rela kehilangan kekayaannya hingga US$35 miliar atau setara Rp500 triliun.

Semenjak berdiri pada 2015 lalu,  Huang menjabat sebagai CEO PDD dan dengan cepat membangunnya menjadi raksasa e-commerce.

Pengguna aktif tahunan PDD naik menjadi 788 juta pada Desember lalu. Angka ini melebihi jumlah pengguna di pasar online Alibaba dengan 779 juta pengguna. Alhasil, valuasi pasar perusahaan mencapai puncaknya US$178 miliar atau Rp2,5 kuadriliun sebelum turun menjadi sekitar US$125 miliar atau Rp1,7 kuadriliun.

Pada Maret 2021, Huang mengundurkan diri sebagai CEO dan digantikan oleh Hui Ka Yan.

Sebagai Informasi, PDD adalah salah satu raksasa teknologi yang telah menjanjikan keuntungan perusahaan saat ini dan masa depan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek filantropi di tengah kampanye Presiden Xi Jinping untuk menutup kesenjangan kekayaan China.

Bulan lalu, perusahaan mengumumkan akan mengalokasikan US$1,5 miliar atau Rp21,4 triliun untuk membantu pengembangan pertanian di negara itu.

Sebelumnya, Huang dan tim pendiri PDD juga memberikan saham perusahaan senilai US$2,4 miliar atau Rp34,2 triliun kepada yayasan amal tahun lalu.