Data Center Dominasi Akuisisi Lahan Industri di Awal 2024
- Head Research Department Colliers, Ferry Salanto, merinci luas lahan industri yang terjual pada Januari - Maret 2024 hanya 44,18 hektare. Penjualan tersebut hanya setara dengan 20,6% dari total transaksi lahan industri tahun sebelumnya.
Infrastruktur
JAKARTA - Colliers Indonesia melaporkan terjadi penurunan penjualan lahan industri di RI pada kuartal I-2024. Head Research Department Colliers, Ferry Salanto, merinci luas lahan industri yang terjual pada Januari - Maret 2024 hanya 44,18 hektare.
Penjualan tersebut hanya setara dengan 20,6% dari total transaksi lahan industri tahun sebelumnya. “Angka ini, meskipun lebih rendah dari tahun lalu untuk periode yang sama, masih dianggap tren yang normal untuk penjualan di awal tahun,” ujar Ferry dalam keterangan pers, dikutip Rabu, 14 Agustus 2024.
Colliers memproyeksikan penjualan tahun ini setidaknya akan sebanding dengan pencapaian tahun lalu berdasarkan potensi pertumbuhan aktivitas penjualan serta penyewaan lahan bangunan untuk kawasan industri. Hal ini tentunya didukung sektor industri teknologi yang sedang berkembang.
Terlihat dari semua sektor yang turut aktif dalam mengakuisisi lahan dalam tiga bulan pertama tahun 2024, data center dominasi kontribusi tersebut hingga 22% serta disusul oleh industri otomotif. Persentase tinggi dari data center memungkinkan akan berjalan seimbang dengan perluasan sektor otomotif, terlebih pada kendaraan listrik.
Baca Juga: Menjadi Negara Industri Boleh, Potensi Alam Dilupakan Jangan
Terlebih, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, pemenuhan kebutuhan data center masih sedikit yakni sekitar 4% dari potensi nasional. Sehingga masih memiliki potensi pasar yang besar.
Selain itu Budi akan terus membangun mindset digital dalam tiga aspek seperti penuntasan infrastruktur digital, meningkatkan kecakapan digital dan mendorong digitalisasi. Budi berharap ada peningkatan penjualan lahan industri serta mengapresiasi data center atas kepemilikan lahan industri mereka.
Diketahui, perkembangan sektor industri modern saat ini sangat membutuhkan lahan yang luas guna menampung peralatan produksi serta fasilitas yang canggih. Untuk menunjang sektor industri yang sedang berkembang, area yang digunakan untuk kegiatan industri termasuk kawasan industri harus dilengkapi dengan infrastruktur yang mumpuni.
Infrastruktur tersebut meliputi akses yang baik terhadap transportasi, konektivitas yang cepat serta pasokan listrik yang stabil.
Harga Lahan Industri
Colliers menyatakan harga lahan industri kawasan industri di sekitar Jakarta di kuartal pertama 2024 (kurs Rp 15.656 per US$ 1) seperti berikut;
1. Bogor-Sukabumi: US$ 191,62 - 315,30 atau Rp3 juta - Rp5,4 juta-an per meter persegi.
2. Tangerang: US$ 191,62 - 239,52 atau Rp3 juta - Rp3,7 juta-an per meter persegi.
3. Karawang: US$ 150 - 159,44 atau Rp2,3 juta - Rp3 juta-an per meter persegi.
4. Bekasi: US$ 127,75 - 146,91 atau Rp2,8 juta - Rp3,2 juta-an per meter persegi.
5. Serang: US$ 127,75 - 146.91 atau Rp2 juta - Rp2,3 juta-an per meter persegi.
Sebaran Lahan Industri
Data dari tahun 2023 Colliers menunjukkan kawasan industri Greenland International Industrial Center di Cikarang, masih mendukung kinerja penjualan lahan industri dengan total lahan terjual mencapai 11,6 hektare. Kemudian, perusahaan otomotif membeli lahan seluas 1,4 hektare.
Lalu kawasan Artha Industrial Hills (AIH) di Karawang, sebuah perusahaan tekstil asal Korea mengakuisisi total lahan seluas 7,3 hektare. Sisa 0,5 hektare dibeli oleh perusahaan yang identitasnya dirahasiakan.
Bekasi Fajar yang menjual 2 hektare lahan ke perusahaan otomotif dan Jababeka yang menjual 1,5 hektare lahan pada kuartal III-2022 dan kawasan industri Modern Cikande melaporkan transaksi seluas 1,29 hektare.