Ilustrasi Apartemen
Properti

Colliers Proyesikan Apartemen TOD Bakal Laris Manis Berkat LRT

  • Tingkat penjualan apartemen yang dekat dengan transit transportasi umum itu tumbuh hingga 10,3% pada akhir 2022
Properti
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Tren apartemen dengan konsep hunian berbasis transit atau transit oriented development (TOD) diproyeksikan akan laris manis di masa mendatang.

Colliers Indonesia Head of Research, Ferry Salanto mengatakan, proyeksi tersebut seiring dengan pengoperasian moda transportasi seperti mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), busway, dan kereta rel listrik (KRL). 

"Operasional LRT menambah yakin masyarakat untuk membeli apartemen TOD," kata Ferry dalam media briefing Colliers Kamis, 20 Juli 2023.

Ferry menjelaskan apartemen TOD memiliki pasar yang cukup luas. Sebab, proyek TOD tidak hanya menyasar konsumen yang aktivitas kesehariannya sangat bergantung pada publik transportasi, tetapi juga investor yang akan menyewakan unit apartemen TOD.

“Maka konsep apartemen TOD  ini menjadi salah satu produk yang bisa bersaing dengan apartemen biasa, apalagi setelah pandemi melanda.”

Berdasarkan laporan Colliers Radar: 'Are TOD Apartments More Desirable?',  tingkat penjualan apartemen yang dekat dengan transit transportasi umum itu tumbuh hingga 10,3% pada akhir 2022.

Sementara jika melihat rata-rata harga jual apartemen TOD meningkat 10,6% dalam rentan 2019-2022. Sementara, harga apartemen non-TOD hanya mengalami kenaikan 3,9% pada periode yang sama.  

Dari data ini, Ferry berharap apartemen TOD mampu memulihkan kondisi properti di Indonesia ke depannya. Laporan Colliers juga membandingkan 15 proyek TOD dan non-TOD yang diluncurkan di Jakarta dan sekitarnya pada 2017.

Hasilnya, 61% pembelian apartemen TOD adalah untuk untuk penggunaan pribadi. Diikuti oleh pembelian untuk investasi sebesar 39%.  

Dari segi transaksi, sebagian besar pembeli lebih memilih metode pembayaran angsuran tunai langsung kepada developer agar dapat memonitor perkembangan pembangunan proyek. 

Transaksi didominasi oleh pembeli yang mengangsur langsung ke developer yakni sebesar 64%. Sedangkan 43% memilih kredit perbankan dan 9% sisanya membeli secara tunai.