Colliers Sebut Tren Pasokan Apartemen Jakarta Turun hingga 2027
- Sejak pandemi COVID-19 developer mulai berfokus untuk menghabiskan stok yang ada dibandingkan dengan meluncurkan unit apartemen baru.
Properti
JAKARTA - Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto menjelaskan mulai 2025 hingga 2027 suplai unit apartemen di Jakarta diproyeksi akan terus menurun .
Ferry melihat tren penurunan ini berkorelasi antara pembangunan unit apartemen baru dengan jumlah stok unit apartemen yang belum terserap pasar. Pada 2025 diproyeksikan pasokan apartemen di Jakarta akan mencapai 4.040 unit.
"Namun, pada 2026 diproyeksikan suplai turun menjadi 1.095 unit apartemen, dan hanya sebanyak 434 unit apartemen pada 2027,"katanya dalam Media Briefing Colliers secara virtual pada Rabu Rabu, 8 Januari 2025.
- Apa Itu SMA Unggulan Garuda, Program Ambisius Prabowo di Pendidikan
- BPR Terancam: Penyebab, Penanganan, dan Dinamika Kebijakan OJK
- Jutaan Lot Antre Debut Saham RATU, Bagaimana Prospeknya?
Menurut Ferry, sejak pandemi COVID-19 developer mulai berfokus untuk menghabiskan stok yang ada dibandingkan dengan meluncurkan unit apartemen baru. Sehingga mencatat akan terjadi tren penurunan jumlah unit apartemen yang terserap di pasar.
Dalam data Colliers, pada 2021 suplai apartemen mencapai 4.325 unit dengan penyerapan atau permintaan mencapai 1.289 unit apartemen. Lalu 2022, suplai 1.484 unit apartemen dan penyerapan 1.389 unit apartemen.
Kemudian 2023 suplai 5.526 unit apartemen dan penyerapan 1.375 unit apartemen. Terakhir di 2024, suplai mencapai 4.070 unit namun penyerapan hanya 688 unit apartemen.
Sementara, mengenai penurunan suplai signifikan di 2023 yang sebanyak 5.526 unit apartemen, dan suplai 2024 sebanyak 4.070 unit. Menurut dia, hal ini disebabkan oleh banyaknya unit yang baru rampung pada 2025.
PPN DTP Tak Beri Dampak
Ferry menjelaskan jika, sejak awal penerapan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) tren penjualan secara progresif beralih ke unit eksisting. Take up rate berada di 87,8% sedangkan penjulan 2024 hanya 50% dari tahun sebelumnya atau 2023.
"Perpanjangan insentif yang berulang-ulang menurut kami tidak akan membawa efek signifikan terhadap penjualan di 2025,"lanjutnya
Meski tujuan awal kebijakan ini untuk mendongkrak penjualan namun data yang ada justru tidak menumbuhkan hal yang selaras pada penjualan apartemen di Jakarta.
Dalam data yang dipaparkan oleh Ferry, penjualan apartemen di Jakarta pada 2020 sebanyak 1.927 unit apartemen, setelah diberlakukan PPN DTP penjualan pada 2021 turun menjadi 1.289 unit apartemen.
Lalu penjualan meningkat tipis pada 2022 menjadi 1.389 unit apartemen, 2023 sebanyak 1.375 unit apartemen, dan 2024 justru turun drastis menjadi 688 unit apartemen. Angka ini jauh dari tahun 2016 yang mencatatkan penjualan sebanyak 8.867 unit apartemen.
Meski demikian, Ferry mengatakan ada perbedaan preferensi apartemen di Jakarta yang terserap sebelum dan sesudah adanya kebijakan PPN DTP pada 2021.