Industri

Corona Bikin Defisit APBN Februari Bengkak Capai Rp62,8 Triliun

  • Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan pendapatan negara sampai Februari 2020 mencapai Rp216,6 triliun atau baru 9,7% dari target APBN sebesar Rp2.233,2 triliun. Penyebabnya karena negara tengah mengalami tekanan akibat risiko global maupun domestik dari virus corona.

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2020 hingga Februari 2020 sebesar Rp62,8 triliun setara 0,37% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit APBN disebabkan oleh realisasi penerimaan negara hingga Februari 2020 turun 0,5%. Saat yang sama, belanja negara tumbuh 2,8%. Hal ini berakibat pada kenaikan defisit APBN dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp54 triliun atau 0,34%.

“Defisit kita Februari 2020 sebesar Rp62,8 triliun atau setara 0,37% terhadap PDB,” kata Sri Mulyani dalam teleconfrence APBN KiTa, Rabu, 18 Maret 2020.

Dia juga menyebutkan pendapatan negara sampai Februari 2020 mencapai Rp216,6 triliun atau baru 9,7% dari target APBN sebesar Rp2.233,2 triliun. Penyebabnya karena negara tengah mengalami tekanan akibat risiko global maupun domestik dari virus corona.

“Pertumbuhan pendapatan negara di Februari minus 0,5% masih lebih baik dibandingkan Januari yang minus hingga 4,6%,” paparnya.

Pendapatan negara terdiri dari penerimaan pajak mencapai Rp152,9 triliun yang 9,3% dari target APBN atau turun 5% dibandingkan periode sama 2019, serta penerimaan bea cukai sebesar Rp25 triliun yang setara 11,2% dari target APBN atau tumbuh 51,5% dari periode sama tahun lalu.

“Untuk pajak, pendapatan Direktorat Jenderal Pajak termasuk Pajak Penghasilan (PPh) Migas sebesar Rp152 triliun, ini turun 5%,” ujar Menkeu. (SKO)