<p>Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat melakukan rapat secara daring. / Facebook @smindrawati</p>
Industri

COVID-19 Bikin Penerimaan Pajak Anjlok 10,8%

  • JAKARTA – Realisasi penerimaan pajak hingga akhir Mei 2020 masih mengalami penurunan sebesar 10,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, tercatat turun 3,1%. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan pajak hingga 31 Mei 2020 berjumlah Rp444,6 triliun atau 35,4% dari total target anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Realisasi penerimaan pajak hingga akhir Mei 2020 masih mengalami penurunan sebesar 10,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, tercatat turun 3,1%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan pajak hingga 31 Mei 2020 berjumlah Rp444,6 triliun atau 35,4% dari total target anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) Perubahan yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2020 sebesar Rp1.254,1 triliun.

“Pajak mengalami kontraksi sebesar 10,8%, dari kuartal pertama, penerimaan bulan Mei yang paling dalam penurunannya,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Selasa, 16 Juni 2020.

Selain pajak, realisasi penerimaan bea dan cukai hingga 31 Mei 2020 menyentuh angka Rp81,7 triliun atau setara dengan 39,2% dari target Rp208,5 triliun. Realisasi ini tercatat tumbuh 12,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp72,7 triliun.

Sehingga, realisasi penerimaan perpajakan pada akhir Mei mencapai Rp526,2 triliun atau 36,0% dari target Rp1.462,6 triliun. Jika dibandingkn dengan realisasi periode yang sama tahun lalu, angka ini turun 7,9%.

Dengan demikian, total realisasi penerimaan negara tercatat senilai Rp664,3 triliun atau turun 9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp730,1 triliun. Sri menyebut realisasi penerimaan negara tersebut telah mencapai 37,7% dari target senilai Rp1.760,9 triliun.

“Penyebabnya, perusahaan, perorangan, atau kegiatan ekonomi mengalami kondisi yang tertekan. Itu sudah terlihat mulai Mei ini,” ujar Sri.

Saat bersamaan, Sri Mulyani memaparkan realisasi belanja negara hingga akhir Mei 2020 Rp843,9 triliun atau 32,3% dari pagu Rp2.613,8 triliun. Realisasi tersebut turun 1,4% periode yang sama tahun lalu senilai Rp855,9 triliun.

Oleh karena melemahnya penerimaan di hampir semua sektor, defisit APBN pada Mei 2020 tembus Rp179,6triliun atau 21,1% atau setara dengan 1,10% dari produk domestik bruto (PDB). (SKO)