Crazy Rich Asia Ngaku Kecanduan Main Chat GFT OpenAI, Kok Bisa?
- NEW DELHI - Orang terkaya Asia, Gautami Andani mengaku telah kencanduan menggunakan Chat GFT Open AI. Miliarder dengan kekayaan bersih sekitar UOrang terkaya Asia, Gautami Andani mengaku telah kencanduan menggunakan Chat GFT Open AIS$121 miliar ata
Tekno
NEW DELHI - Orang terkaya Asia, Gautami Andani mengaku telah kencanduan menggunakan Chat GFT Open AI. Miliarder dengan kekayaan bersih sekitar US$121 miliar atau Rp1.800 triliun ini mengatakan telah mencoba aplikasi tersebut dan terlalu banyak menggunakannya.
Pernyataan miliarder berusia 60 tahun ini itu muncul saat ChatGPT, yang mendapat banyak perhatian di Forum Ekonomi Dunia tahun ini.
“Rilisnya ChatGPT baru-baru ini (saya harus mengakui beberapa kecanduan sejak saya mulai menggunakannya) adalah momen transformasional dalam demokratisasi AI mengingat kemampuannya yang luar biasa serta kegagalan yang lucu,” tulis Adani dalam posting LinkedIn sebagaimana dikutip TrenAsia.com Rabu, 25 Januari 2023
Meski kecanduan, ia melihat sisi lain lain dari aplikasi ini, terutama,penggunaan AI dalan kehidupan di tengah masyarakat luas.
“Tetapi tidak diragukan lagi bahwa AI generatif akan memiliki konsekuensi besar,” lanjut Andani.
Sebagai informasi, sejak kemunculannya, aplikasi ini diketahui terus memukau perusahaan dan pengguna yang ingin tahu dengan fungsinya yang mengesankan.
Tak sampai di situ, kemunculan ChatGPT Saat ini juga tenah memicu perdebatan tentang aplikasi etisnya ke dunia nyata.
- IHSG Berpotensi Terkoreksi Terbatas untuk Rebound, Inilah 6 Rekomendasi Saham dari BNI Sekuritas Hari Ini
- Ramai Bos Seenaknya Potong Gaji Karyawan, Berikut 5 Jenis Potong Gaji yang Diperbolehkan Undang-Undang
- Menghasilkan Uang Saat Tidur, Berikut 5 Ide Passive Income yang Patut Anda Coba
- Harga Emas Antam Naik Tipis, Termurah Dibanderol Rp570.000
Sejak ChatGPT dirilis ke publik pada akhir November, AI telah digunakan untuk membuat buku anak-anak, menulis surat pengantar, dan bahkan menghasilkan respons terhadap pertandingan aplikasi kencan.
Di saat yang sama, munculnya ChatGPT telah menyebabkan konsekuensi seperti plagiarisme. Ini kemudian menyebabkan beberapa sekolah melarang penggunaan bot obrolan. Dikhawatirkan, aplikasi ini bisa menimbulkan masalah etika setelah digunakan oleh perusahaan kesehatan mental digital Koko untuk menghasilkan tanggapan tanpa memberi tahu pengguna.
Pada dasarnya, kasus penggunaan ini hanya menawarkan gambaran tentang bagaimana bot dapat mengubah kehidupan kita sehari-hari seiring perusahaan terus berinvestasi dalam teknologi.
Sebagai informasi, pada Senin lalu, Microsoft mengumumkan akan menggelontorkan miliaran dolar ke pembuat ChatGPT yang berbasis di AS. Sedangkan Google telah mengumumkan rencana untuk mengintegrasikan fitur AI chatbot ke Google Search setelah mengeluarkan kode merah sebagai tanggapan atas pertumbuhan ChatGPT.
Punya pengaruh kuat
Adani membandingkan sifat transformatif ChatGPT dengan industri chip global dan kebangkitan semikonduktor menyebabkan raksasa teknologi menjadi berpengaruh seperti Intel, Qualcomm, dan TSMC.
Sebagaimana diketahui, chip yang dibuat oleh perusahaan ini membantu menjalankan ponsel pintar, laptop, peralatan dapur, dan perangkat konsumen lainnya.
Namun di sisi lain, Andani menambahan bahwa AI membuka jalan untuk presisi dan senjata terpandu yang digunakan dalam peperangan modern.
“Generative AI memiliki potensi dan bahaya yang sama. Dan perlombaan sudah berlangsung, dengan China mengungguli AS dalam jumlah makalah ilmiah tentang AI yang paling banyak dikutip,” kata Andani.