CTO Nike Cabut dari Perusahaan, Ada Apa?
- Kabar pengunduran diri petinggi Nike tersebar dalam surel internal perusahaan.
Tekno
NEW YORK - Chief Technology Officer (CTO) Nike Global, Ratnakar Lavu, dikabarkan mengundurkan diri dari perusahaan. Kabar pengunduran diri tersebut tersebar lewat pemberitahuan yang dikirim melalui surel internal perusahaan pada Senin, 20 Februari 2023 waktu setempat.
Pengunduran diri Lavu juga ditandatangani oleh Chief Operating Officer Nike Andy Campion.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa Ratnakar Lavu tidak lagi di Nike," kata perusahaan itu dalam pernyataan satu kalimat sebagaimana dikutip dari Insider Selasa, 21 Februari 2023.
- Anggota DPR Ngamuk di Depan Bos Meikarta, Andre Rosiade: Ini Bukan Republik Lippo!
- Di Tengah Kasus Meikarta, Bank Nobu Milik Lippo Juga Terancam OJK
- Mengenal Bisnis Subagio Wirjoatmodjo, Paman Wamen BUMN yang Digugat Pailit
Dalam pemberitahuan, tak disebut apa alasan Lavu mengundurkan diri. Namun yang dapat diketahui, mundurnya Lavu dari perusahaan terjadi ketika Nike mulai membenahi dan melakukan transformasi digital lantaran ketidakpastian ekonomi yang sedang berlangsung.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, CEO Nike John Donahoe menyusun rencana teknologi yang ambisius mulai Januari 2020. Rencana tersebut mencakup akselerasi langsung konsumen, rencana bisnis inti Nike yang berfokus pada penjualan digital yang secara umum mendorong perusahaan untuk menjadi lebih fokus pada teknologi.
Lantaran ambisi tersebut, Lavu yang kala itu masih menjabat sebagai CTO Nike mengatakan ini merupakan pekerjaan yang menantang mengingat kompleksitas jejak global Nike dan perubahan cepat dalam cara bisnis menggunakan teknologi.
Meski demikian, pada Februari 2022, Lavu berbicara tentang rencananya. Kala itu, Lavu mengatakan timnya tengah menyiapkan panggung yang hebat sebagai organisasi teknologi.
“Saya meminta kemurahan hati dan kesabaran. Saya tahu saat ini sepertinya hal-hal tidak berubah cukup cepat," ucapnya.
Meski sudah menentukan tujuan dan arah pengembangan teknologi, tantangan baru bagi tim yang terlibat mulai tampak, yakni banyaknya gesekan.
Dalam internal Nike, diduga ada eksploitasi karyawan yang menyebabkan para karyawan berbondong-bondong mengundurkan diri. Hal ini diperparah dengan pendekatan keras kepala kembali ke kantor Nike , eksekusi prioritas yang buruk, kecepatan perubahan, kurangnya komunikasi yang jelas, dan pergeseran ke gaya manajemen yang lebih top-down.
Sebagai informasi, Lavu bergabung dengan Nike pada Juni 2019. Dia sebelumnya bekerja sebagai eksekutif teknologi teratas untuk Kohl's.
Pada Mei 2022, sebuah hasil survei interal bocor. Survey tersebut mengatakan bahwa karyawan teknologi Nike merasakan ketidakpuasan pada perysahaan
Pada Agustus, Insider melaporkan program rujukan yakni karyawan teknologi bisa mendapatkan bonus US$5.000.