Cuan! Beli Pertamax Lewat MyPertamina Hemat Rp250/Liter
JAKARTA – PT Pertamina (Persero) kembali menebar promo, khusus pada tanggal 12 – 31 Oktober 2020 ini Pertamina memberikan harga khusus bagi konsumen yang membeli Pertamax akan mendapatkan harga lebih hemat Rp250/liter. Sebelumnya pada September 2020, Pertamina juga menghadirkan berbagai promo cashback 30%. “Caranya cukup melakukan pembayaran secara non-tunai menggunakan LinkAja dari aplikasi MyPertamina,” kata […]
Industri
JAKARTA – PT Pertamina (Persero) kembali menebar promo, khusus pada tanggal 12 – 31 Oktober 2020 ini Pertamina memberikan harga khusus bagi konsumen yang membeli Pertamax akan mendapatkan harga lebih hemat Rp250/liter.
Sebelumnya pada September 2020, Pertamina juga menghadirkan berbagai promo cashback 30%.
“Caranya cukup melakukan pembayaran secara non-tunai menggunakan LinkAja dari aplikasi MyPertamina,” kata Putut Andriatno, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading Pertamina, Senin, 12 Oktober 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Bertepatan dengan kembali berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Transisi tahap II, program ini bisa dinikmati oleh konsumen yang melakukan pembayaran melalui MyPertamina.
Namun, hanya berlaku di SPBU Pertamina yang sudah terkoneksi dengan aplikasi MyPertamina di seluruh Indonesia. Untuk mengecek daftar SPBU untuk program ini bisa dilihat di website mypertamina.id.
“Tentunya program-program ini wujud komitmen Pertamina untuk selalu memberikan pelayanan terbaik, baik dari sisi kualitas bahan bakar maupun keuntungan menarik untuk konsumen setia,” imbuh Putut.
PSBB DKI Gerus Konsumsi BBM
Beberapa waktu lalu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati membeberkan betapa besarnya dampak pandemi COVID-19 terhadap bisnis Pertamina.
Setidaknya, Nicke menyebut ada tiga faktor yang paling berdampak signifikan pada terkontraksinya iklim bisnis Pertamina. Ketiganya adalah lemahnya penjualan bahan bakar minyak (BBM), pelemahan nilai tukar, dan anjloknya harga minyak dunia.
“Penjualan BBM turun signifikan, terutama saat diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di kota-kota besar di Tanah Air,” kata Nicke dalam diskusi secara virtual, Selasa, 6 Oktober 2020.
Meskipun kelesuan penjualan BBM terjadi merata di seluruh wilayah, namun DKI Jakarta mencatatkan diri sebagai kota dengan kontraksi paling tajam yakni 57%. Secara nasional, penurunan penjualan BBM sebesar 26%.
“Ini tidak pernah terjadi sebelumnya, jelas ini adalah pukulan yang sangat keras bagi Pertamina,” terang dia.
Sebagai informasi, kerugian Pertamina pada semester I-2020 mencapai US$ 767,92. Padahal, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Pertamina justru membukukan laba bersih senilai US$ 659,96 juta.