<p>Menteri Keuangan Sri Mulyani . Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Curhat Sri Mulyani: Anggaran Penanganan Corona Setara Pembangunan Jalan 9.352 Kilometer

  • Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pagu anggaran program vaksinasi, perawatan, testing & tracing COVID-19 di Indonesia setara dengan dana pembangunan 9.352 kilometer (km) jalan. Jalan tersebut bahkan tiga kali lipat lebih panjang dibanding tol trans-Sumatera yang hanya 2.700 km saja.

Nasional
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pagu anggaran program vaksinasi, perawatan, testing & tracing COVID-19 di Indonesia setara dengan dana pembangunan 9.352 kilometer (km) jalan.

Jalan tersebut bahkan tiga kali lipat lebih panjang dibanding tol trans-Sumatera yang hanya 2.700 km saja.

Sri Mulyani menuturkan, pemerintah setidaknya menggelontorkan dana hingga Rp130,03 triliun untuk program vaksinasi, perawatan, testing & tracing COVID-19 di Indonesia.

“Inilah bentuk keseriusan Pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 karena ini tidak hanya menyangkut hidup manusia, tapi juga keberlangsungan pembangunan negara Indonesia,” kata Sri Mulyani di akun Instagram resminya, Senin 19 April 2021.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga menggambarkan dana penanganan COVID-19 itu setara dengan lima kali pembangunan ruas tol Kayu Agung-Palembang, 161 kali pembangunan jembatan Teluk Kendari, 100 kali pembangunan jembatan Holtekamp, dan 75 kali pembangunan jalur Kereta Api Rantauprapat-Pinang.

Dana tersebut, kata Sri Mulyani, juga setara dengan pembangunan 67.708 unit sekolah baru dan pembangunan 293.222 meter jembatan. Selain itu, bila tidak ada COVID-19, anggaran itu bisa dipakai untuk merenovasi hingga 50 kali Gelora Bung Karno atau 254 kali renovasi Masjid Istiqlal.

Indonesia juga bisa membangun 50 Sistem Penyediaan Air Minum dan 973 kali pembangunan dan penataan pasar Legi Ponorogo dengan dana penanganan COVID-19 tersebut.

Maka dari itu, Sri Mulyani berharap harga mahal penanganan COVID-19 ini bisa menanggulangi krisis kesehatan dan ekonomi di Indonesia. Lebih jauh lagi, perempuan yang akrab disapa Ani ini mengajak masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan agar Indonesia bisa secepatnya terbebas dari COVID-19.

“Anggaran yang sangat besar ini tidak akan maksimal manfaatnya jika tidak didukung oleh keseriusan seluruh lapisan masyarakat dalam menjaga disiplin kesehatan. Baik yang telah divaksinasi maupun yang masih menunggu divaksin, ayo selalu waspada terhadap penyebaran COVID-19,” ujar Sri Mulyani.

APBN Defisit, Utang Membengkak

Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) Indonesia mengalami pelebaran defisit signifikan sejak adanya pandemi COVID-19. Defisit APBN Indonesia pada tahun lalu mencapai 6,09% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) atau setara Rp956,3 triliun.

Di tahun ini, Sri Mulyani menaruh target defisit APBN mulai menyusut jadi 5,7% dari PDB Sementara itu, Sri Mulyani memproyeksikan APBN Indonesia bakal baru akan kembali ke batas 3% pada 2023.

Keuangan Indonesia yang megap-megap akibat belanja penanganan pandemi COVID-19 juga nampak dari jumlah Utang Luar Negeri (ULN) yang terus merangkak. Indonesia pada Februari 2021 tercatat mencapai US$422,6 miliar. ULN ini tumbuh 4,0% year on year (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya 2,7% yoy.

Secara tahunan, ULN pemerintah tumbuh 4,6% yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Januari 2021 sebesar 2,8% yoy. Seiring dengan upaya penanganan dampak pandemi COVID-19 sejak 2020 dan akselerasi program vaksinasi serta perlindungan sosial pada kuartal I-2021. (RCS)