DAAZ ARA 3 Hari Beruntun, Apa yang Membuat Investor Kepincut?
- PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 November 2024, menunjukkan performa cemerlang. Lantas apa yang membuat investor memburu emiten yang bergerak di bidang pertambangan logam ini?
Bursa Saham
JAKARTA - PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 November 2024, menunjukkan performa cemerlang. Lantas apa yang membuat investor memburu emiten yang bergerak di bidang pertambangan logam ini?
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, dalam tiga hari pertama perdagangan, saham DAAZ terus mencatatkan auto reject atas (ARA), terakhir ditutup pada Rp1.715 per saham pada 13 November 2024, meningkat 94,88% dari harga IPO Rp880 per saham.
Nah, pada periode 11–13 November 2024, broker Semesta Indovest Sekuritas (MG) menjadi salah satu pihak yang aktif mendukung saham DAAZ, dengan total net buy mencapai Rp5,2 miliar.
- Menumbuhkan Daya Saing Global bagi UMKM Parfum Lokal Melalui Edukasi Intensif
- Mengenal Bonyadifard Mooud, Wasit Iran Yang Pimpin Laga Timnas vs Jepang
- Prabowo Mainkan Politik Bebas Aktif antara China dan AS
Sementara itu, pada perdagangan Kamis, 14 November 2024, saham DAAZ kembali melambung ARA dengan kenaikan 24,76% ke level Rp2.140 per saham. Adapun saham ini telah ditransaksikan 2,86 juta lembar dengan nilai transaksi Rp6,13 miliar.
Tingginya minat terhadap saham DAAZ sebenarnya sudah terlihat sejak masa penawaran umum pada 1–7 November 2024, yang mengalami kelebihan permintaan (oversubscription) hingga 323 kali.
Di balik kenaikan harga saham yang signifikan, DAAZ tetap fokus pada strategi diversifikasi dan ekspansi bisnis untuk mencapai target pertumbuhan pendapatan sebesar 20% hingga akhir 2024.
Direktur Utama DAAZ, Mahar Atanta, menyampaikan komitmen perusahaan untuk tidak hanya berperan sebagai kontraktor tambang, tetapi juga memperluas layanan ke survei lapangan, pemetaan kualitas, hingga eksplorasi sumber daya.
“Kami berupaya menciptakan nilai tambah lebih besar bagi mitra, baik domestik maupun internasional, melalui diversifikasi usaha dan dukungan terhadap kebijakan pemerintah,” ujar Mahar dalam konferensi pers pada 11 November 2024.
Strategi DAAZ sejalan dengan program hilirisasi dan industrialisasi pemerintah, yang membuka peluang ekspansi bisnis. Perusahaan juga fokus pada tiga pilar utama: perdagangan komoditas (bijih nikel, batu bara, dan bahan bakar solar), jasa pertambangan, serta jasa angkutan.
Saat ini, perdagangan komoditas menjadi kontributor terbesar pendapatan perusahaan, dengan porsi sekitar 20%. Sebagai perusahaan yang beroperasi di sektor barang baku, sub-industri logam dan mineral, DAAZ terus berkembang di tengah meningkatnya permintaan pasar global.
Dengan visi sebagai solusi terpadu (one-stop solution) di sektor pertambangan, DAAZ optimistis mampu memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri ini.
Dari sisi kinerja, DAAZ mencatatkan peningkatan pendapatan yang stabil, mencapai Rp2,59 triliun dalam empat bulan pertama tahun 2024, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, sepanjang tahun 2023, pendapatan DAAZ tercatat sebesar Rp7,66 triliun, meningkat signifikan dari Rp6,48 triliun pada tahun 2022. Adapun pendapatan ini berasal dari jasa perdagangan bijih logam, penjualan batubara, jasa angkutan laut, dan perdagangan bahan bakar solar.
Di sisi laba bersih, DAAZ memperoleh Rp84,9 miliar pada periode empat bulan pertama 2024, sedikit lebih rendah dari Rp98,02 miliar pada periode yang sama di tahun 2023. Sementara itu, pada akhir tahun 2023, laba bersih mencapai Rp356,4 miliar, sedikit menurun dari Rp382,9 miliar di tahun 2022.