Goldman Sachs Sebut AI Seperti ChatGPT Dapat Berdampak pada 300 Juta Pekerjaan Penuh Waktu di Seluruh Dunia
Dunia

Daftar 5 Negara yang Larang ChatGPT, Berpotensi Terus Bertambah

  • Belum lama ini ChatGPT kembali menjadi bahan pembicaraan setelah dilarang penggunaannya di Italia.

Dunia

Chrisna Chanis Cara

JAKARTA—Belum lama ini ChatGPT kembali menjadi bahan pembicaraan setelah dilarang penggunaannya di Italia. Negeri Piza menilai ada masalah privasi yang serius dalam teknologi berbasis artificial intelligence (AI) tersebut. 

ChatGPT dinilai kurang transparan tentang penggunaan data pengguna dan tidak adanya verifikasi usia. “ChatGPT tidak menghormati undang-undang tentang data pribadi dan tak memiliki sistem untuk memverifikasi usia pengguna di bawah umur,” ujar Otoritas Perlindungan Data Italia, Garante, dikutip dari Forbes, Kamis 6 April 2023. 

Sebelum Italia, ternyata sudah ada negara yang memblokir ChatGPT. Negara tersebut yakni China, Korea Utara, Iran dan Rusia. Italia sendiri menjadi negara Barat pertama yang melarang penggunaan ChatGPT. Selain memblokir, otoritas data Italia akan mengecek apakah chatbot bikinan OpenAI tersebut mematuhi Peraturan Perlindungan Data Umum Uni Eropa (GDPR).  

Media Prancis, Le Parisiens, menyoroti sikap berani Italia untuk “memperlambat perkembangan meteorik” dari ChatGPT, sebuah teknologi yang dianggap luar biasa sekaligus mengkhawatirkan. Sejumlah kota di Prancis seperti Montpellier dikabarkan berancang-ancang melarang penggunaan ChatGPT di pekerjaan tertentu seperti pegawai negeri sipil (PNS). “ChatGPT harus dilarang untuk PNS mengingat penggunaannya dapat merugikan,” demikian laporan Quest-France. 

Di lain tempat, Irlandia mulai menjajaki komunikasi dengan Italia untuk mengetahui urgensi pemblokiran. Pembicaraan tersebut dikabarkan bakal berlanjut di semua anggota Uni Eropa, dikutip dari BBC. Kantor Komisaris Informasi Inggris menyatakan mendukung perkembangan AI. Namun mereka menggarisbawahi jangan sampai ada pertentangan dengan UU perlindungan data. Uni Eropa sendiri sedang mempersiapkan UU AI. “Ini untuk menentukan kecerdasan buatan mana yang cenderung memiliki konsekuensi sosial,” demikian laporan Le Parisien.