Daftar Pendanaan yang Didapat Indonesia Selama Kunjungan Jokowi ke Luar Negeri
- Daftar komitmen pendanaan yang telah disepakati antara Indonesia dengan beberapa investor dan negara tersebut selama kunjungan Jokowi ke luar negeri.
Industri
JAKARTA -- Presiden Joko Widodo telah kembali dari kunjungannya ke luar negeri selama sepekan terakhir. Mulai dari mengikuti pertemuan KTT G20 di Roma, Italia, kemudian berlanjut ke KTT PBB ke-26 (COP26) Glasgow hingga terakhir di Uni Emirat Arab (UEA).
Jokowi dan rombongan bertolak dari Bandara Internasional Al Maktoum, Dubai, UEA menggunakan pesawat Garuda Indonesia GIA-1, Kamis malam, dan tiba di tanah air pada Jumat, 5 November 2021.
Dalam kunjungannya ke luar negeri Jokowi setidaknya membawa pulang 'oleh-oleh' berupa pendanaan sebesar US$41,99 miliar setara Rp602 triliun (asumsi kurs Rp14.420 per dolar Amerika Serikat) baik dari investor maupun dari negara asing.
- Pemberdayaan Aset Digital, Hary Tanoe Tutup Hak Siar RCTI di Platform OTT
- Medco Energi Terbitkan Obligasi Rp5,75 Triliun
- Bank Indonesia Perpanjang Kerja Sama Bilateral Keuangan dengan Monetary Authority of Singapore
Berikut daftar komitmen pendanaan yang telah disepakati antara Indonesia dengan beberapa investor dan negara tersebut.
1. Investor Inggris
Dalam pertemuan dengan para Chief Executive Officer (CEO) Inggris di COP26 Glasgow, Jokowi mendapatkan komitmen pendanaan dari para investor sebesar US$9,29 miliar setara Rp132,84 triliun.
Pendanaan tersebut akan difokuskan untuk pengembangan energi terbarukan dalam meningkatkan upaya perubahan iklim di Indonesia.
Namun dalam forum tersebut belum dipastikan di sektor mana para investor akan menanamkan uangnya di Indonesia.
2. Investor UEA
Dalam pertemuan dengan pemimpin UEA di Abu Dhabi, Jokowi mengantongi total pendanaan sebesar US$32,7 miliar setara Rp467,6 triliun dari 19 komitmen.
Pendanaan tersebut akan didistribusikan ke sejumlah sektor pembangunan, floating solar panel antara Masdar Clean Energy dengan PT Kilang Pertamina Internasional, pengembangan Kilang Balikpapan, manufaktur dan distribusi vaksin dan bio product.
Yang tidak kalah penting adalah kerja sama antara Indonesia Investment Authority (INA) dengan Abu Dhabi Growth Fund (ADG), INA dengan DB World, yang salah satu diantaranya adalah terkait proyek ibu kota baru.4
UEA dalam pertemuan bilateral itu juga menyepakati berbagai kesepakatan G42 dengan mitra di Indonesia, antara lain di bidang smart cities, telekomunikasi, pengembangan laboratorium genomic, dan beberapa proyek lainnya.
Perlu diketahui bahwa jumlah proyek UEA yang ada di Indonesia saat ini mencapai 484 proyek yang tersebar di beberapa sektor vital.
Nilai investasi UEA di Indonesia periode 2017-2021 mencapai US$189,8 juta dari ratusan proyek yang digarapnya tersebut.
Adapun, nilai perdagangan kedua negara pada 2020 mencapai US$2,9 miliar, sementara dari nilainya pada Januari hingga Agustus 2021 sudah mencapai sekitar US$2,4 miliar.
Belum ada perincian dari 19 komitmen kerja sama bisnis dan investasi kedua negara kali ini. Namun tahun lalu, ada 14 komitmen yang diteken kedua pihak ketika Presiden Jokowi mengunjungi UEA sebagai kunjungan balasan pemimpin UEA tahun 2019.
Salah satu komitmen yang diteken tahun lalu adalah perjanjian kerjasama & kemitraan investasi Refinery Unit Balikpapan antara PT Kilang Pertamina Internasional-Mubadala Petroleum-INA. Pendanaan untuk proyek ini mencapai sekitar US$1 miliar.
Kemudian, ada juga MoU antara Anwar Gargash Diplomatic Academy dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
Selanjutnya, ada MoU antara Bank Sentral Persatuan Emirat Arab dengan Bank Indonesia mengenai kerja sama di bidang sistem pembayaran dan inovasi keuangan digital.
Ada juga MoU antara Menteri Energi dan Infrastruktur PEA dengan enteri Koodinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI untuk saling pengakuan sertifikat kelayakan untuk tingkat pelatihan, sertifikasi dan kerja shift untuk personel pelaut.
Selain itu, ada MoU pertukaran catatan tentang amandemen Pengaturan Koridor Perjalanan Aman yang mengatur saling mengakui sertifikat PCR dan vaksin serta kerja sama antarplatform digital.
Ada juga MoU antara Badan Kredit Ekspor PEA dan Indonesia, MoU antara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dan Emirates Airlines dan kesepakatan kerja sama Proyek Floating Solar Panel antara Masdar dan Pertamina New Renewable Energy.
Di bidang kesehatan dan telekomunikasi, ada MoU antara Hayat Biotech dengan PT Bio Farma (Persero), dan juga Mou antara Smartfren Telcom – PT Amara Padma Sehati dengan G42 Investments AI Holdings RSC Ltd.
3. Investor Amerika Serikat
Dalam acara mendampingi Presiden Jokowi selama kunjungan ke UEA, Menteri Invesasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mendapatkan kesepakatan investasi dengan Air Product and Chemicals dari Amerika Serikat.
Penandatanganan kerja sama kedua pihak disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi dan para pemimpin UEA pada Kamis, 4 November.
Rencananya, perusahaan asal AS tersebut akan berinvestasi di bidang produksi gas untuk industri, termasuk pemurnian, kimia, logam, elektronik, manufaktur, dan makanan serta minuman. Sejumlah perusahaan Indonesia akan terlibat dalam MoU tersebut.