Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis 12 Januari 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Daftar Saham LQ45 di Bawah PER 5 untuk Investasi di Puncak IHSG

  • Saham-saham blue chips yang tergabung Indeks LQ45 dapat menjadi opsi investasi yang menarik ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) atau berada dalam tren fase bullish.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham-saham blue chips yang tergabung Indeks LQ45 dapat menjadi opsi investasi yang menarik ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) atau berada dalam tren fase bullish. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG pada perdagangan berjalan Rabu, 21 Agustus 2024, pukul 10.05 WIB, IHSG terpantau menguat 0,59% ke level 7.580,38. Tren positif ini memecahkan rekor pada perdagangan kemarin yang ditutup di level 7.533,98. 

Penguatan IHSG kali ini seiring dengan semakin kokohnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan kemarin, mata uang Garuda ini melonjak 114 poin ke level Rp15.435 per dolar AS.

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, menyatakan bahwa IHSG terus mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, didukung oleh apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Menurutnya, potensi kenaikan IHSG masih terlihat dalam tren jangka menengah hingga panjang.

"Namun, dalam jangka pendek, perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya koreksi minor. Peluang ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian, mengingat kondisi perekonomian yang cenderung stabil dan laporan kinerja emiten yang masih menunjukkan perbaikan," ujar William dalam risetnya pada Rabu, 21 Agustus 2024. 

Sementara itu, Pengamat pasar modal Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi memperkirakan IHSG bakal menguat terbatas dalam rentang level support 7.430 dan resistance 7.590. Indeks katanya akan dipengaruhi oleh risalah Federal Open Market Committee (FOMC).

"Sentimen dari rilis risalah FOMC yang kami perkirakan akan menguntungkan pasar seiring dengan data tenaga kerja AS yang sudah mulai terdampak, terlihat dari kenaikan tingkat pengangguran AS yang meningkatkan menjadi 4,3% atau di atas ekspektasi pasar," katanya.

Oleh karena itu, TrenAsia.com menyusun daftar saham LQ45 dengan valuasi murah, menggunakan acuan Price to Earnings Ratio (PER) di bawah 5 kali. Rasio keuangan ini digunakan untuk menilai valuasi saham dengan membandingkan harga pasar saham perusahaan terhadap laba bersih per sahamnya.

Rasio ini menunjukkan berapa kali harga saham suatu perusahaan dibandingkan dengan laba yang dihasilkan. Semakin rendah PER, umumnya saham dianggap lebih murah, dan sebaliknya, PER yang lebih tinggi dapat menunjukkan bahwa saham diperdagangkan pada valuasi yang lebih tinggi.

ADRO

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menjadi perusahaan dengan valuasi termurah di Indeks LQ45, di mana emiten tambang batu bara raksasa ini memiliki Price to Earnings Ratio (PER) sebesar 4,16 kali.

Dari sisi harga saham, nilai emiten ini telah melonjak 37,39% sepanjang tahun ini, mencapai level Rp3.270 per saham. Namun, hingga saat ini, ADRO belum merilis laporan kinerja keuangan untuk semester I-2024.

MEDC

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) juga menjadi emiten LQ45 dengan valuasi yang cukup menarik, berdasarkan rasio tersebut. Diketahui emiten pertambangan minyak dan gas memiliki PER di angka 4,43 kali.

Pada semester I-2024, emiten tambang afiliasi Grup Salim sukses mencatatkan laba bersih US$201 juta atau melonjak 68,26 persen secara tahunan. Dari sisi harga saham, sejak awal tahun, nilai emiten telah melambung 13,42% ke level Rp1.310 per saham.

UNTR

PT United Tractors Tbk (UNTR) sebenarnya mencatatkan kinerja keuangan yang kurang memuaskan pada semester I-2024. Emiten kontraktor pertambangan batu bara ini hanya berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp9,5 triliun, turun 15% secara tahunan. 

Meskipun demikian, PER emiten yang terafiliasi dengan PT Astra International Tbk (ASII) masih di bawah 5 kali, yakni sebesar 4,85 kali. Ini menunjukkan bahwa perusahaan ini masih memiliki potensi untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Dari harga saham, sejak awal tahun, nilai emiten ini juga melambung 11,27% ke level Rp25.175 per saham. 

JSMR

PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), yang baru saja bergabung dalam Indeks LQ45 pada bulan Agustus ini, juga menjadi salah satu saham blue chip dengan PER yang rendah. Diketahui, emiten plat merah pengelola jalan tol ini tercatat memiliki PER sebesar 4,92 kali.

Dari kinerja saham, sejak awal tahun, nilai emiten yang menggunakan JSMR telah melambung 11,91% ke level Rp5.450 per saham. Sementara itu, pada semester I-2024, laba bersih perseroan terpantau menanjak 104,03% ke level Rp2,34 triliun.