tu-22 terbakar.jpg
Dunia

Dalam Sehari, Rusia Kehilangan Bomber Tu-22M3 dan Wahana Luna-25

  • Kini foto telah muncul yang menunjukkan Backfire-C dilalap api di pangkalan.

Dunia

Amirudin Zuhri

MOSKOW- Dalam satu hari Rusia kehilangan dua aset penting penerbangannya. Yang pertama Tu-22M3 yang sangat mematikan. Dan yang kedua Luna-25 yang diharapkan mendongkrak kebanggaan Rusia.

Seperti dilaporkan Pangkalan udara Soltsy-2 Novgorod Rusia mendapat serangan drone. Kini dipastikan setidaknya satu bomber supersonic Tu-22M3 Backfire rusak total akibat serangan tersebut.

Sebelumnya serangan dikonfirmasi dengan gambar asap hitam yang mengepul dari pangkalan semakin memperkuat laporan tersebut. Tetapi tidak jelas apa yang terbakar. Kini foto telah muncul yang menunjukkan Backfire-C dilalap api di pangkalan.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan satu pesawat yang tidak ditentukan rusak karena serangan pesawat tak berawak. Dalam pernyataannya pada Sabtu 19 Agustus  2023 sekitar pukul 10.00 waktu Moskow Kiev melakukan serangan menggunakan drone jenis quadcoper terhadap lapangan terbang militer di wilayah Novgorod. 

Drone  terdeteksi oleh pos pengamatan lapangan terbang dan terkena tembakan senjata ringan.  Akibat serangan teroris tersebut, terjadi kebakaran di tempat parkir lapangan terbang yang segera dipadamkan oleh tim pemadam kebakaran. Satu pesawat diakui rusak dan  tidak ada korban jiwa akibat serangan.

Pangkalan ini ini terletak kira-kira 180 km mil selatan St. Petersburg, 500 km barat Moskow, dan 160 km timur Estonia. Ini menempatkannya sekitar 660 km di utara perbatasan Ukraina. 

Tu-22M era Soviet telah menjadi masalah besar bagi Ukraina sejak  invasi  Rusia ke negara itu. Mereka telah digunakan untuk meluncurkan rudal supersonik Kh-22 lama dan varian Kh-32 yang lebih baru. Misil yang aslinya merupakan rudal anti-kapal berat. 

Kecepatan tinggi dari rudal ini membuat Ukraina memiliki sedikit pertahanan terhadap mereka, sampai sistem pertahanan udara Patriot tiba. Namun, Patriot Ukraina masih sedikit jumlahnya dan terutama mencakup ibu kota, Kyiv.  Rudal besar ini diklaim Ukraina  telah mengenai sasaran sipil dengan hasil yang mengerikan

Tu-22M diproduksi antara tahun 1969 hingga 1993, dengan lebih dari 500 pesawat dibangun. Saat ini, pasukan pembom jarak jauh Rusia menempatkan sekitar 60 pembom Tu-22M3 mereka di tiga pangkalan operasional  yakni Belaya, Olenyegorsk, dan Shaykovka . Diitambah pesawat tambahan di pangkalan pelatihan Ryazan. 

Menghancurkan satu bomber tentu saja tidak akan menghentikan aksi dari Backfire. Tetapi setidaknya ini menjadikan Rusia tidak lagi merasa aman. Laporan muncul bahwa sesaat setelah serangan, sejumlah bomber kemudian dipindahkan ke pangkalan di wilayah Murmaks. 

Ini bukan  kasus pertama Tu-22M3 hancur akibat perang. Pada Desember 2022  lalu Ukraina juga menyerang pangkalan Engels 2. Serangan mengakibatkan sedikitnya dua bomber ini rusak. Sementara yang lain juga diungsikan. 

Belum jelas drone apa yang digunakan dalam serangan tersebut. Tetapi jika yang dikatakan Kementerian Pertahanan bahwa serangan menggunakan jenis quadcopper maka ini menjadi perang yang sangat tidak adil. Karena drone seharga sekitar  Rp50 juta itu bisa menghancurkan bomber yang harganya sekitar Rp4 triliun. 

Serangan menggunakan quadcopper juga menunjukkan drone diterbangkan dari dalam Rusia terutama lokasi dekat pangkalan. Bertahan melawan jenis serangan lokal ini sangat sulit karena akan dilakukan terus-menerus.

Desain art Luna-25/Roscosmos

Luna-25 Menghantam Bulan

Sementara pada 19 Agustus 2023 atau hari yang sama Rusia juga harus kehilangan kendali terhadap pesawat ruang angkasa Luna-25 yang hendak melakukan pendaratan ke bulan. Wahana itu lepas kendali dan jatuh setelah terjadi masalah saat persiapan untuk orbit pra-pendaratan. Ini merupakan upaya Rusia mengirim misi ke satelit Bumi untuk pertama kali dalam 47 tahun terakhir.

Perusahaan antariksa negara Rusia, Roskosmos mengatakan pihaknya  kehilangan kontak dengan pesawat itu pada Sabtu, 19 Agustus 2023 pukul 11:57 GMT. Sebelumnya ada masalah saat pesawat itu didorong ke orbit sebelum mendarat. Pendaratan lunak direncanakan akan dilakukan pada  Senin 21 Agustus 2023 ini.

Pesawat bergerak ke orbit yang tidak dapat diprediksi dan lenyap akibat tabrakan dengan permukaan Bulan Dikatakan komisi antar-departemen  telah dibentuk untuk menyelidiki penyebab di balik hilangnya pesawat Luna-25.

Sebenarnya kegagalan pendaratan ke bulan sudah sering terjadi. Terakhir Israel dan Jepang juga gagal melakukannya. Tetapi sejak awal Rusia sudah memberikan harapan tinggi pada Luna-24.  Misi ini diharapkan bisa membawa Rusia akan kembali ke perlombaan luar angkasa. Rusia belum pernah mencoba misi bulan sejak Luna-24 pada tahun 1976. Ketika pemimpin Komunis Leonid Brezhnev memerintah Kremlin.

Pejabat Rusia berharap bahwa misi Luna-25 akan menunjukkan  Rusia dapat bersaing dengan negara adidaya di luar angkasa. Sekaligus menunjukkan sanksi barat tidak mempengaruhi kemajuan teknologi tersebut.

Rusia juga  berlomba melawan India yang pesawat ruang angkasa Chandrayaan-3-nya dijadwalkan mendarat di kutub selatan Bulan minggu ini. Dan lebih luas lagi bersaing dengan China dan Amerika Serikat yang keduanya memiliki ambisi sendiri-sendiri.

Saat berita kegagalan Luna-25 tersiar, badan penerbangan ruang angkas Rusia   memposting di X atau yang sebelumnya Twitter, bahwa Chandrayaan-3 akan mendarat pada 23 Agustus 2023.